REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Para siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Selasa, melakukan aksi mogok belajar dengan cara menyegel ruang kelas mereka.
Aksi mogok belajar ini dilakukan para siswa sebagai bentuk protes kepada Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan yang tetap mempertahankan kepada sekolahnya Mohammad Taufiqi.
"Sampai kapanpun kami akan terus melakukan aksi mogok bila kepala sekolah kami tidak dipindah dari MAN Pamekasan," kata juru bicara siswa, Alfiansyah Alif.
Kepala MAN Pamekasan Taufiqi tidak disukai oleh kalangan murid dan para guru di MAN Pamekasan, karena yang bersangkutan dinilai hanya memanfaatkan jabatan saudaranya saat menjabat Kepada Kemenag Pamekasan Normaludin. Taufiqi sebelumnya merupakan guru MAN Sampang.
Selain karena pengangkatan Taufiqi selaku Kepala MAN Pamekasan terindikasi nepotisme, para siswa di MAN Pamekasan juga menilai yang bersangkutan selama ini terlalu arogan, bahkan sering menyampaikan kata-kata kotor kepada para siswa.
Tidak hanya itu, Kepala MAN Pamekasan juga memperbolehkan para siswanya bentrok dengan siswa lain, saat ada sekelompok siswa dari sekolah berbeda datang ke MAN Pamekasan dan hendak berkelahi.
Aksi mogok belajar yang dilakukan siswa MAN Pamekasan ini merupakan kali kedua. Aksi yang sama sebelumnya juga telah digelar pada Selasa (25/2) dengan tuntutan yang sama.
Secara terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan Muarif Tanthowi mengatakan pihaknya sebenarnya telah melaporkan adanya unjuk rasa siswa yang menolak kepada MAN Pamekasan itu ke Kantor Kemenag Jatim.
Ia mengaku Kemenag Pamekasan juga telah melaporkan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah itu yang terganggu akibat unjuk rasa.
Hanya saja, pihak Kanwil sejauh ini belum memberikan tanggapan dan tetap mempertahankan Kepala MAN Pamekasan Mohammad Taufiqi.
"Kewenangan meminta kepala sekolah itu bukan Kemenag Pamekasan tapi Jatim. Tapi kami sudah melaporkan terkait kondisi yang berkembang di MAN Pamekasan itu, serta dampaknya terhadap kegiatan belajar mengajar," kata Muarif.
Hingga kini, Kepala MAN Pamekasan Mohammad Taufiqi tidak dapat dikonfirmasi, karena saat mogok itu tidak berada di sekolah, bahkan sejumlah petugas dan guru di sekolah itu mengaku tidak mengetahui keberadaan Mohammad Taufiqi.