Senin 24 Mar 2014 12:15 WIB

Al-Irsyad Miliki SMA Internasional Khusus Laki-Laki

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Indira Rezkisari
Suasana kegiatan santri di salah satu pondok pesantren.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Suasana kegiatan santri di salah satu pondok pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Al-Irsyad Al-Islamiyyah untuk pertama kalinya memiliki sekolah menengah atas  internasional berasrama (International Boarding School) untuk laki-laki.

Sekolah yang baru diresmikan pada 6 Mei 2013 itu berdiri di dalam Islamic Center Syuhada Kuwait Al-Irsyad Al-Islamiyyah. Islamic Center terletak di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Sesuai namanya bangunan yang berdiri di tanah seluas 1,7 hektare ini merupakan bantuan dari pemerintah Kuwait.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah KH Abdullah Djaidi menjelaskan sekolah internasional berasrama khusus laki-laki merupakan yang pertama yang dimiliki Al-Irsyad. Sebelumnya, Al-Irsyad mempunyai pesantren, namun pesantren ditujukan untuk pemantapan di bidang agama dan bahasa Arab.

Sedangkan sekolah berasrama didirikan supaya anak didik dapat melanjutkan pendidikan ke bidang-bidang lain atau ke luar negeri. Saat ini jumlah siswanya sebanyak 50 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan luar Jawa.

Ditargetkan sekolah mampu menampung sekitar 200 siswa. SMA ini menggratiskan siswa yang berprestasi, namun tidak mampu.

"Ada subsidi silang bagi mereka," kata Abdullah, Senin (24/3).

Al-Irsyad juga menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membantu di kurikulum pelajaran. Kurikulum pendidikan agama dan bahasa Arab ditangani langsung Al-Irsyad.

Khusus siswa perempuan, Al-Irsyad telah memiliki SMA Internasional sejak 12 tahun lalu di Cilincing.

Berbagai fasilitas lengkap tersedia bagi siswa, antara lain laboratorium kimia, bahasa dan biologi dan sarana olahraga. Terdapat 12 lokal kelas, 12 lokal asrama dan dua rumah untuk guru. Luas bangunan ini mencapai 25 persen dari luas tanah yang ada.

"Sudah sejak 1997 kami membicarakan soal pembangunan Islamic Center dengan Kuwait, tapi tertunda-tunda dan baru tahun lalu terlaksana," ujar Abdullah.

Selain sekolah, di kawasan tersebut juga didirikan masjid dan poliklinik yang bisa dinikmati masyarakat umum.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement