REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, selain mempercepat peningkatan APK perguruan tinggi, Indonesia juga harus mempercepat jumlah lulusan master dan doktor.
"Peningkatan jumlah master sudah relatif bagus tapi masih kurang makanya harus digenjot. Untuk jumlah dokter memang masih sangat sedikit, ini juga perlu dipercepat peningkatannya," kata Nuh di Jakarta, Selasa, (1/4).
Untuk mempercepat master dan doktor, ujar Nuh, diberikan beasiswa dari Dana Pembangunan Pendidikan Nasional (DPPN) atau dana abadi yang jumlahnya Rp 15,6 triliun, sekarang sudah ada tambahan dana lagi sebanyak Rp 2,4 triliun. Dana abadi ini digunakan melalui pemberian Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI).
BPI ini, kata Nuh, terdiri dari Beasiswa Presiden RI (BPRI), beasiswa afirmasi untuk peserta Bidikmisi, juga Beasiswa Pemerintah Indonesia. Beasiswa Presiden RI sendiri ide pembuatannya disampaikan oleh Presiden SBY pada awal 2013.
BPRI ini, ujar Nuh, hanya diberikan kepada peserta yang lolos masuk 50 perguruan tinggi terbaik dunia seperti Harvard University, Standford University, University of Cambridge, University of California. "Ini mendorong S2 dan S3 sebanyak-banyaknya,"ujarnya.