REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Soal Ujian Nasional (UN) tahun ini dipastikan lebih lengkap dari 2013 lalu. Pasalnya tahun ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) UN juga menyediakan soal UN dengan huruf braille. Ini dilakukan agar peserta UN tuna netra bisa mengerjakan soal secara mandiri.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Hery Suasana, dengan kebijakan tersebut siswa tuna netra bisa mandiri mengerjakan soal UN dan tidak perlu pendampingan khusus. Meski begitu, pihaknya belum tahu apakah lembar jawaban komputer (LJK) UN untuk siswa tuna netra tersebut juga menggunakan huruf braille.
Meski begitu, pihaknya berharap LJK UN juga dilengkapi dengan huruf braille. "Ini kan seharusnya satu paket, jadi harapannya memang ada," ujarnya, Ahad (6/4).
Selain soal dengan huruf braille, tahun ini soal UN untuk penderita low vision juga akan dicetak dengan ukuran huruf lebih besar, atau di atas standar. "Untuk siswa low vision ukuran hurufnya diperbesar menjadi 32 atau 34," katanya.
Diharapkan siswa low vision juga bisa mengerjakan soal UN secara mandiri. Sedangkan untuk siswa dengan kecatatan lain seperti tuna daksa, kata dia,, tidak akan akan memperoleh soal yang berbeda karena sebenarnya tidak ada kendala bagi mereka untuk membaca, memahami dan menuliskan jawaban.
Berdasarkan data, jumlah siswa SMA/SMK di Yogya yang akan mengikuti UN tahun ini sebanyak 6.000 siswa.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY Kadarmanto Baskara Aji mengatakan, siswa inklusi atau berkebutuhan khusus akan mendapatkan tambahan waktu untuk mengerjakan soal UN.
"Waktu pengerjaan UN seperti tahun lalu yaitu 2 jam. Namun khusus siswa inklusi termasuk tuna netra, low vision dan sebagainya akan ada penambahan waktu pengerjaan soal sebanyak 45 menit," katanya.
Selain itu kata dia, mereka juga akan diberikan waktu istirahat selama 30 menit sebelum waktu tambahan pengerjaan soal tersebut.
Penambahan waktu pengerjaan bagi siswa inklusi ini kata dia, memang dilakukan setiap tahunnya. Tahun ini UN tingkat SMA/MA/SMK di DIY tahun ini akan diikuti oleh 40 siswa inklusi. Dari jumlah tersebut, 22 siswa adalah penyandang tuna netra, sisanya penyandang tuna rungu dan low vision.