REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pelaksanaan ujian nasional (UN) untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, molor dua jam karena tertukarnya lembaran soal yang terjadi di SMK Kristen 1.
"Siswa peserta ujian nasional di sekolah ini terpaksa harus menunggu pelaksanaan ujian ini yang molor akibat tertukarnya lembaran soal," kata Kepala Sekolah SMK Kristen 1 Kota Kupang Martinus Snae, di Kupang, Selasa.
Dia mengaku, penundaan itu telah membuat para siswa menjadi terganggu konsentrasi untuk melakukan ujian di hari kedua ini.
Menurut Martinus, tertukarnya soal baru diketahui saat lembaran soal dibuka untuk dibagikan kepada 100 peserta ujian nasional di lima ruangan kelas sekolah itu. Saat terlihat terjadi ketidaksesuaian soal dengan para peserta ujian nasional di sekolah itu, pihak sekolah lalu melakukan koordinasi dengan pengawas dan sejumlah pihak lainnya.
Hasil koordinasi itu memutuskan pihak sekolah dan pengawas melakukan penggandaan dengan foto copy soal.
Dia mengatakan, ujian nasional hari kedua untuk SMK khusus di sekolah itu adalah mata pelajaran Matematika Bisnis Manajemen. Namun lembaran soal yang ada di sekolah itu, adalah mata pelajaran Matematika Teknologi Pariwisata dan Perkantoran.
Martinus mengatakan, tertukarnya soal ujian nasional di sekolah tersebut, terjadi saat semua soal itu berada di panitia rayon tingkat percetakan. "Jadi bukan karena kesalahan di sekolah ini," katanya.
Seorang peserta ujian nasional, Sonya Lay, mengaku penundaan ujian nasional itu, telah mengganggu konsentrasinya. Dia mengatakan, situasi molornya ujian telah mematikan semangat serta serapan yang sudah ada di benak ingatannya.
"Saya terganggu dengan penundaan ini. Saya harap bisa mengerjakan semua soal nantinya," katanya.