REPUBLIKA.CO.ID, PARINGIN, KALSEL -- Sebanyak 20 orang siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Paringin di Kabupaten Balangan, Kaliman Selatan, terpaksa mengulang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Menurut Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Paringin, H Fathurrahman di Paringin, ibu kota Balangan, Selasa, hal tersebut terjadi karena kesalahan pengawas dalam membagikan lembar jawaban.
"Pengawas UN saat itu memotong Lembar Jawaban Komputer (LJK) dan membagikannya secara terpisah kepada peserta ujian," ujarnya.
Padahal, katanya, harusnya LJK yang menempel pada lembaran soal tidak boleh di potong atau dipisahkan karena memiliki kode yang sama. "LJK dan lembaran soal memang di pisah tetapi siswa sendiri yang harus melakukannya, bukan di pisah terlebih dahulu baru diserahkan kepada peserta," katanya.
Kejadian tersebut baru diketahui setelah ke-20 siswa yang tergabung dalam satu ruangan itu selesai mengerjakan soal dan melaporkannya kepada Kepsek.
Mendapatkan laporan itu, tambahnya, pihak sekolah segera melakukan rapat koordinasi dengan perwakilan dari kepolisian, Dinas Pendidikan (Disdik), independen dan petugas pengawas lainnya.
"Dari hasil rapat koordinasi diambil kesepakatan untuk dilakukan pengulangan ujian bagi ke-20 siswa tersebut," tambahnya.
Ujian ulangan dilakukan setelah pelaksanaan UN mata pelajaran kedua selesai, yaitu dari pukul 13.00 hingga pukul 15.00 Wita.
Petugas pengawas yang bersangkutan sendiri mengakui kesalahannya dalam membagikan LJK dengan alasan tidak mengetahui bagaimana mekanisme pembagian yang seharusnya, karena sebelumnya tidak ada sosialisasi dari instansi terkait.
Sementara itu, saat coba dikonfirmasi perihal tidak adanya sosialisasi tentang mekanisme pembagian LJK, tidak seorangpun pejabat dari Disdik setempat yang bersedia memberikan keterangan.
Kadisdik setempat, Eddy Yulianto saat coba dikonfirmasi tidak berada di tempat dan telpon genggamnya tidak bisa dihubungi.