REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Panitia Ujian Nasional 2013/2014 di Kabupaten Karanganyar memperoleh belajar pengalaman berharga, atas kasus bocor LJUN (Lembar Jawab Ujian Nasional) pelaksanaan UN SMA, MA, SMK, 2013/2014, kemarin.
Berangkat dari pengalaman pengawasan UN SMA, MA, SMK kemarin, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karanganyar bakal memperketat pengawasan dan pelaksanaan UN SMP/MTs yang akan gelar 5-8 Mei 2014 mendatang. ''Seluruh SMP/MTs penyelenggara UN sudah diimbau untuk menyosialisasikan tata tertib ujian. Jangan sampai muncul lagi kejadian seperti kemarin (bocornya LJUN),'' kata Agus Hariyanto, Ketua Panitia UN Karanganyar, Jum'at (25/4).
Dalam kasus bocornya LJUN SMA, MA, SMK yang disebarkan lewat SMS atau pesan singkat, Disdikpora bakal melakukan pengawasan ketat. Terutama peralatan elektronik, khususnya telepon seluler agar tidak dibawa ke area ujian. Sedang transaksi yang juga dilakukan di sela waktu istirahat ujian, menurut Agus, dua hal ini perlu diperhatikan pengawas.
''Seluruh benda milik peserta UN yang bisa dipakai modus curang. Oleh karena, tidak boleh dibawa masuk ke ruang kelas. Khususnya HP''.
Adapun sosialisasi kepada peserta UN SMP/MTs dititik-beratkan pada pemberian rasa percaya diri siswa. Ini agar menjauhkan diri dari pihak yang berniat merusaknya.
Disdikpora juga memasang badan pada titik rawan. Misalnya, di ruang penyimpanan soal dan distribusi dari posko UN di provinsi sampai ke sekolah.
UN SMP/MTs di Kabupaten Karanganyar diikuti tercatat 11.536 peserta, dengan jumlah pengawas 1.252 orang. Pengerjaan soal tersebar ke 626 ruang ujian.