REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI--Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jawa Barat, menargetkan rasio siswa sekolah negeri dan swasta di wilayah setempat berimbang mulai 2016.
"Upaya ini kami lakukan agar tidak ada lagi sekolah yang merasa dibedakan oleh kebijakan pemerintah ke depannya," kata Kepala Disdik Kota Bekasi Encu Hermana di Bekasi, Minggu.
Menurut dia, upaya menyeimbangkan rasio siswa itu dilaksanakan dengan mengurangi jumlah rombongan belajar di sekolah negeri secara bertahap.
"Tahun ajaran baru nanti, di sekolah negeri maksimal hanya membuka sembilan rombongan belajar untuk siswa baru," katanya.
Menurut dia, kebijakan itu memungkinkan untuk dilakukan karena tahun ini Disdik Kota Bekasi akan kembali memberlakukan sistem penerimaan siswa baru secara "online" 100 persen.
Sebelum pemberlakuan sistem penerimaan siswa baru secara "online" 100 persen, sejumlah jalur khusus yang juga dibuka, seperti bina lingkungan dan bina prestasi kerap mengakibatkan jumlah rombongan belajar membengkak.
Di satu sisi, kata dia, pembengkakan jumlah siswa sekolah negeri ini membuat besar subsidi yang diberikan oleh Pemerintah turut membesar.
Di sisi lain, banyak sekolah swasta yang tak mendapat siswa karena terserap di sekolah negeri.
"Dikotomi sekolah negeri dan swasta ini akan dihilangkan. Pemberian subsidi untuk siswa di sekolah swasta juga pengurangan rombongan belajar di sekolah negeri merupakan upaya kami mewujudkannya," katanya.
Pemkot Bekasi telah memberikan subsidi untuk siswa di sekolah swasta. Untuk tingkat SD, besar subsidi Rp10.000 per siswa per bulan, SMP Rp15.000, dan SMA Rp 25.000.
"Ke depan, pendidikan menengah akan berlaku universal tanpa adanya dikotomi," katanya.