Senin 12 May 2014 14:30 WIB

'Kekerasan di Sekolah Kedinasan Karena Salah Konsep Pendidikan'

Rep: C75/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ospek mahasiswa baru.     (ilustrasI)
Foto: Antara/Novandi K Wardananz
Ospek mahasiswa baru. (ilustrasI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan Universitas Paramadina Mohammad Abduhzen mengatakan, kekerasan di perguruan tinggi kedinasan terjadi karena konsep pendidikan serta pengelolaan yang tidak benar.

Bukan serta merta menyoal siapa yang membawahinya. Hal itu terkait dengan wacana rencana pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang akan mengambil alih pendidikan kedinasan dari pihak Kementerian dan Lembaga terkait.

"Soal kekerasan di lembaga pendidikan bukan soal siapa yang membawahinya, tetapi konsep pendidikan dan pengelolaannya yang tidak benar," ujar pengamat pendidikan, Mohammad Abduhzen kepada RoL, Senin (12/5).

Menurutnya, permasalahan yang terjadi yakni, pertama, memberikan otoritas (resmi atau tidak resmi, langsung atau tidak) pad senior untuk ikut melakukan kegiatan "pembinaan".  Kedua, pemahaman terhadap disiplin keliru. Dimana, seolah-olah hanya bisa dibentuk lewat kekerasan fisik.