REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Direktur Jenderal Pendidikan Dasar (Dirjen Dikdas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hamid Muhammad menyatakan kegiatan Praja Muda Karana (Pramuka) dapat meminimalkan tindak asusila.
"Gerakan Pramuka akan digalakkan kembali sebagai kegiatan untuk membentuk karakter dan mental siswa," katanya saat membuka Olimpiade Sains Nasional (OSN) ke-13 di Universitas Putera Indonesia Yayasan Perguruan Tinggi Komputer (YPTK) Padang, Jumat (16/5).
Dengan terbentuknya karakter dan mental yang baik, lanjutnya, para siswa akan terhindar dari hal-hal negatif yang dapat merusak watak masing-masing siswa, sehingga aktivitas para siswa akan tetap berada dalam kegiatan yang positif. "Melalui Pramuka, para siswa akan sibuk dalam kegiatan dan kesibukan positifnya sendiri, sehingga tidak terpikirkan hal-hal yang aneh," ujarnya.
Hamid Muhammad juga mengatakan Pramuka juga merupakan saluran dari semangat tinggi yang dimiliki dalam diri siswa, khususnya pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dalam kegiatan perkemahan. Selain Pramuka, hal lain yang dinilai dapat mencegah terjadinya tindak asusila adalah menggiatkan pendidikan karakter bagi siswa di sekolah.
"Pendidikan karakter itu sebenarnya telah dilakukan oleh Kemendikbud sejak 2009, namun masih perlu dilakukan peningkatan," katanya.
Meskipun demikian, ia juga mengimbau kepada orang tua siswa, untuk tetap melakukan pengawasan, mengingat jumlah waktu yang dihabiskan siswa lebih besar di rumah daripada di sekolah. "Dua per tiga keseharian anak itu dihabiskan di rumah, jadi peran dan keaktifan orang tua juga diminta. Tidak lantas hanya menyerahkan ke pihak sekolah saja, semua harus terlibat," ujarnya.
Pernyataan itu menanggapi tindak asusila yang marak akhir-akhir ini, seperti kasus video mesum yang dilakukan oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Jakarta Pusat, atau tindak asusila di JIS.