Senin 19 May 2014 19:00 WIB

Pemda Jangan Paksa Guru Curang Soal UN

Rep: dyah ratna meta novi/ Red: Taufik Rachman
Peserta Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Dasar (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Peserta Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Dasar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Sulistiyo meminta agar para guru  jangan mau jika dipaksa melakukan hal yang tidak  jujur terkait ujian nasional (UN).

Di daerah, ujar Sulistiyo, ditemukan guru yang ikut serta dalam proses pembocoran soal agar siswanya  nilai UN-nya bagus. Ini sangat disesalkan hanya demi nilai bagus guru berbuat curang.

Bagi peserta didik yang mengharapkan dapat bocoran lembar jawaban, terang Sulistiyo, terdapat nilai karakter yang sangat menganggu. Mencari  jalan pintas semacam itu bersifat koruptif dan dampaknya serius bagi masa depan seperti bisa melakukan korupsi jika sudah bekerja.

UN seperti ini, kata Sulistiyo, merugikan dunia pendidikan sebab pendidikan di sekolah menjadi  tereduksi. Jadi proses pengajaran hanya menitikberatkan pada pendidikan kognitif bukan karakter.

Dalam UN, ujar Sulistiyo,  guru harus berani memberi nilai apa adanya. Jangan memberikan nilai yang  manipulatif. "Guru jangan  mau dibujuk untuk melakukan kecurangan karena  itu awal tidak objektifnya guru,"ujarnya.

Para pejabat pemerintah, terang Sulistiyo, jangan memaksa guru agar memenuhi target dan ambisi politik dengan memberikan nilai UN dengan  angka tinggi. "Berikan nilai UN secara jujur apa adanya," terangnya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement