REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Sulistiyo meminta agar para guru jangan mau jika dipaksa melakukan hal yang tidak jujur terkait ujian nasional (UN).
Di daerah, ujar Sulistiyo, ditemukan guru yang ikut serta dalam proses pembocoran soal agar siswanya nilai UN-nya bagus. Ini sangat disesalkan hanya demi nilai bagus guru berbuat curang.
Bagi peserta didik yang mengharapkan dapat bocoran lembar jawaban, terang Sulistiyo, terdapat nilai karakter yang sangat menganggu. Mencari jalan pintas semacam itu bersifat koruptif dan dampaknya serius bagi masa depan seperti bisa melakukan korupsi jika sudah bekerja.
UN seperti ini, kata Sulistiyo, merugikan dunia pendidikan sebab pendidikan di sekolah menjadi tereduksi. Jadi proses pengajaran hanya menitikberatkan pada pendidikan kognitif bukan karakter.
Dalam UN, ujar Sulistiyo, guru harus berani memberi nilai apa adanya. Jangan memberikan nilai yang manipulatif. "Guru jangan mau dibujuk untuk melakukan kecurangan karena itu awal tidak objektifnya guru,"ujarnya.
Para pejabat pemerintah, terang Sulistiyo, jangan memaksa guru agar memenuhi target dan ambisi politik dengan memberikan nilai UN dengan angka tinggi. "Berikan nilai UN secara jujur apa adanya," terangnya