REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Rata-rata nilai kelulusan siswa SMA di Bali sebesar 7,72, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai kelulusan tingkat nasional sebesar 7,02. Namun tingkat kelulusan di Bali pada 2014 turun sebesar 0,25 persen bila dibandingkan dengan angka kelulusan pada 2013.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, Tjok Istri Agung Kusumawardhani, kepada wartawan di Denpasar mengemukakan, menurunnya angka kelulusan itu, antara lain disebabkan oleh tingkat kesulitan soal ujian nasional (UN). "Kita sudah melakukan evaluasi dan memang tingkat kesulitan soal tahun lebih ini lebih tinggi," kata Kusumawardhani.
Hal itu dikemukakan Kusumawardhani di Denpasar, Senin (19/5), dalam acara jumpa wartawan mengenai hasil UN siswa SMA di Bali tahun pelajaran 2013/2014. Sesuai data, hasil UN siswa SMA di Bali pada 2009/2010 sebesar 99,98 persen, pada 2010/2011 sebesar 99,96 persen, 2011/2012 sebesar 99,90 persen . Sedangkan pada 2012/2013 sebesar 99,95 persen dan 99,70 persen pada 2013/2014.
Menurut Kusumawardhani, Tiga daerah di Bali memperoleh tingkat kelulusan 100 persen, yakni Denpasar, Badung dan Gianyar. Sedangkan daerah yang memiliki siswa tidak lulus terbanyak yakni Buleleng 54 orang (1,21 perse), Karangasem 14 orang (0,52 persen) dan Bangli enam orang (0,59 persen). Sedangkan Tabanan dua orang, serta Jembrana dan Klungkung masing-masing satu orang tidak lulus.
Ada pun mengenai predikat Bali yang berturut-turut menjadi daerah dengan pretasi siswa peraiah hasil UN terbaik nasional, Kusumawardhani mengatakan belum mendapat informasi mengenai hasil secara nasional. Karena hasil UN yang dia terima baru hasil UN untuk Bali saja.
"Biasanya kami diundang ke Jakarta dan diberi informasi mengenai hasil UN nasional. Tapi kali ini kami belum diberi informasi mengenai hal itu," kata Kusumawardhani.