REPUBLIKA.CO.ID,KOBA--Pihak SMA 1 Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung mewajibkan siswanya menggunakan seragam batik saat melihat pengumuman kelulusan ujian nasional (UN) untuk menghindari aksi corat-coret seragam.
"Ini cara kami mengantisipasi aksi corat-coret yang dilakukan siswa untuk meluapkan kegembiraan setelah menerima informasi kelulusan," kata Kepala SMA 1 Koba, Helpian Novianjah di Koba, Selasa.
Ia menjelaskan, jauh hari sebelumnya sudah ada instruksi dari Dinas Pendidikan agar terus mengingatkan siswa agar menghindari kebiasaan berlebihan dalam merayakan kelulusan.
"Kami menindaklanjutinya dengan menyuruh siswa memakai pakaian batik, hasilnya mereka tidak lagi mencoret baju. Kalau pakai baju putih tentu dicoret," katanya.
Selain itu pihak sekolah juga mengawasi secara ketat para siswa di lingkungan sekolah dengan menutup gerbang dan dijaga satpam serta bekerja sama dengan aparat kepolisian.
"Hasilnya saya melihat mereka merayakan kelulusan dengan tertib di lingkungan sekolah dan tidak lagi konvoi-konvoi di jalan raya yang bisa membahayakan keselamatan," ujarnya.
Kemudian pihak sekolah juga menyediakan spanduk berwarna putih sepanjang 15 meter sebagai tempat bagi siswa untuk meluapkan kegemberiaan dengan melakukan aksi corat-coret.
"Spanduk itu kami tempel di dinding sekolah, siswa silakan mencoret spanduk itu untuk meluapkan kegembiraan. Dengan demikian, mereka tidak lagi mencoret seragam," katanya.
Ia mengakui aksi corat-coret dan konvoi di jalan raya sudah menjadi kebiasaan siswa setiap tahun setelah pengumuman kelulusan sehingga membahayakan bagi keselamatan.
"Menyadari hal tersebut, maka kami lakukan pengawasan ketat dan diantisipasi dengan menyediakan wadah tempat corat-coret dan menggunakan pakaian batik," katanya.