REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, jumlah siswa yang lulus Ujian Nasional (UN) mengalami penurunan.
"Ini wajar saja terjadi. Sebab soal Programme for International Student Assesment (PISA) masuk sama persis. Padahal soal PISA yang berstandar internasional itu tidak pernah diajarkan oleh para guru, jadi wajar siswa tak bisa mengerjakan," kata Retno di Jakarta, Rabu, (21/5).
Selain soal PISA, terang Retno, banyak juga soal yang masuk ke soal UN tidak pernah diajarkan di sekolah. "Bahkan kadang gurunya sendiri tidak bisa mengerjakan apalagi siswanya,"terangnya.
Anak-anak, ujar Retno, tidak pernah diajarkan soal tersebut lalu dites. Tes itu menentukan kelulusan mereka. "Menurut saya ini tidak adil. Bahkan soal-soal ini ada yang tidak masuk dalam kisi-kisi ujian," kata Retno.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, hasil Ujian Nasional (UN) SMA tahun ini mengalami penurunan. "Terjadi penurunan persentase kelulusan sebesar 0,01 persen, jumlah ini tidak signifikan," katanya.
Total siswa UN SMA yang tidak lulus tahun ini, terang Nuh, berjumlah 7.811 siswa. Mereka tersebar di seluruh sekolah di Indonesia namun memang Aceh penyumbang terbanyak.