REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, anak-anak Aceh, NTB, NTT banyak yang tidak lulus UN dibandingkan dengan anak-anak di Jakarta.
Menurutnya hal ini wajar sebab fasilitas pendidikan di Aceh, NTB, NTT masih sangat kurang, sarana prasarana pendidikan juga tidak lengkap dibandingkan Jakarta.
"Guru-guru di Aceh, NTB, NTT juga kualitasnya kalah dibandingkan dengan guru-guru di Jakarta. Jadi wajar saja kalau anak-anak tersebut tidak lulus UN," kata Retno di Jakarta, Rabu, (21/5).
Menurut Retno, tidak adil mengadu kualitas anak-anak di Aceh, NTT, NTB dengan anak-anak di Jakarta melalui UN. "Masak daerah yang masih tertinggal diadu dengan Jakarta yang fasilitas pendidikannya lengkap,"katanya.
UN ini, ujar Retno, tidak mampu mengukur kualitas pendidikan apapun. "Mungkin dalam angka-angka Aceh memang yang tidak lulus banyak, namun saya tidak yakin itu menggambarkan keadaan sesungguhnya pendidikan di Aceh," ujarnya.
Menteri Pendidikan Mohammad Nuh, sebelumnya menyatakan, tidak boleh bersikap stereotipe kalau di daerah pasti lebih tidak berkualitas dari pada di Jakarta anak-anaknya. "UN itu persoalan individual, anak di Jakarta ada juga yang tidak lulus UN, jadi tergantung kemampuan anak-anak masing-masing,"katanya.