REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemerintah RI menyediakan kuota bantuan siswa miskin (BSM) tahun ajaran 2014 untuk 11,2 juta murid yang tersebar di seluruh nusantara, agar anak didik dari keluarga tidak mampu dapat tetap mengenyam pendidikan.
"Jumlah kuota yang ditetapkan di dua kementerian, yakni Kementerian Pendidian dan Kebudayaan, serta Kementerian Agama," kata anggota Kelompok Kerja (Pokja) Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Ari Perdana, di Kupang, Kamis, saat temu media sosialisasi program BSM.
Dia mengatakan, program BSM yang digulirkan sejak 2007 diperuntukkan bagi siswa dari keluarga tidak mampu di seluruh Indonesia agar tetap bersekolah, demi peningkatan mutu sumber daya manusia negeri ini.
Karenanya, penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk mendukungnya, dengan menjaga serta mengawasi penyalurannya, agar bisa tepat sasaran dan bermanfaat untuk kepentingan anak bangsa di seluruh wilayah.
Dia mengingatkan, kepada masyarakat yang telah memegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS), agar segera melakukan pengajuan ke sekolah masing-masing, untuk segera diproses pencairannya demi kepentingan keberlanjutan kegiatan belajar siswa.
Jika masih ada siswa yang belum mendapatkan kesempatan sebagai pemegang KPS, akan diusulkan oleh sekolah masing-masing, agar segera diurus BSM-nya.
"Kami minta orang tua siswa proaktif dan sekolah agar lebih respons dengan urusan ini. Agar alokasi anggaran dan kuota yang ditetapkan bisa terserap," kata Ari.
Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edy Krisyanto mengatakan, untuk tahun ajaran 2014, kuota penerima BSM secara nasional yang berada langsung di bawah kendali Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI berjumlah 9.191.844 siswa.