Sabtu 31 May 2014 19:19 WIB

M Nuh: Masyarakat Mengidap Rasa Inferior

Mendikbud M Nuh kunjungi Rumah Sakit UMM, Sabtu (31/5).
Foto: Humas UMM
Mendikbud M Nuh kunjungi Rumah Sakit UMM, Sabtu (31/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menilai, saat ini Indonesia berada pada posisi yang sangat bagus. Dari segi ekonomi, negara ini termasuk sepuluh besar ekonomi dunia, padahal dua tahun lalu, posisi Indonesia masih di 16 besar. Namun, kata Nuh, masih ada saja yang tidak percaya Indonesia saat ini mencapai prestasi itu.

Sekalipun begitu, Nuh tidak heran jika banyak orang Indonesia tidak percaya bahwa negara ini bisa menjadi sepuluh besar ekonomi dunia, karena masyarakat kita tengah mengidap kompleks inferioritas, yaitu perasaan rendah diri yang sudah membudaya. “Rasa inferior itu terjadi karena kita sudah lama tidak merasakan keberhasilan, jadi sekali sukses rasanya aneh,” katanya dihadapan 1.134 wisudawan dalam wisuda ke-72 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (31/5).

Nuh juga memandang Indonesia diuntungkan karena secara demografis, hingga 2035, populasi bangsa ini akan diisi oleh orang-orang yang berada di usia produktif. Sehingga di usia 100 tahun, yaitu 2045, Indonesia akan menikmati kentungan demografis tersebut. “Nah, kalian yang saat ini diwisuda menjadi bagian dari generasi ini,” tegasnya.

Di akhir paparannya, Nuh berencana memberikan reward bagi wisudawan terbaik dari masing-masing fakultas. Selain itu, khusus yang terbaik di fakultas-fakultas bidang sains, Nuh akan mencarikan beasiswa S2 bagi mereka. “Tapi untuk sementara beasiswanya masih terbatas di beberapa universitas saja, yaitu ITS, ITB, UGM dan UI.”

Selain itu, Nuh juga sempat berkomentar soal Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMM Prof Abdul Malik Fadjar. Menurut dia, Malik adalah orang dulu mendidiknya saat ia menjadi rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) pada 2003. “Bisa dibilang, saya ini muridnya pak Malik,” tuturnya.

Setelah memberi orasi ilmiah di UMM Dome, Nuh, bersama Malik Fadjar, Rektor UMM Muhadjir Effendy, Ketua Majelis Dikti Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Chairil Anwar, beserta sejumlah jajaran pimpinan UMM mengunjungi Rumah Sakit UMM.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement