REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Pramono Edhie Wibowo memberikan pembekalan terhadap 75 calon pengajar muda yang siap dikirim ke berbagai pelosok di tanah air.
Pemerataan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, ujar Edhie, memang kewajiban dari pemerintah. "Namun dalam pelaksanaannya masih sangat diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang peduli terhadap pendidikan bagi setiap insan anak negeri indonesia dimanapun mereka berada," ujarnya, di Jakarta, Kamis, (12/6).
Peran serta kaum terdidik untuk memberikan pendidikan bagi anak negri di manapun mereka bermukim, kata Edhie, perlu dikobarkan untuk mempercepat pemerataan hak mendapatkan pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ia menilai luar biasa. Sebab ada sebanyak 9 ribu pendaftar pendidik muda, namun yang lolos seleksi Indonesia Mengajar melalui seleksi ketat hanya 75.
"Saya salut kepada para calon pengajar muda baik yang terpilih maupun tidak. Begitu besar antusias mereka untuk berpartisipasi dan berperanserta dalam program Indonesia Mengajar, ini merupakan gagasan brilian dari saudara Anies Baswedan yang juga selaku ketua Indonesia Mengajar," ujar Pramono.
Sebanyak 75 pengajar muda ini, kata Pramono, disiapkan untuk terjun ke-10 kabupaten dari Aceh sampai Papua. Selain komitmen dan kemampuan dalam memberikan pengajaran, para pendidik muda ini perlu dibekali kemampuan dalam memimpin dan dapat dengan cepat memahami budaya serta kearifan lokal di masing pelosok daerah di Indonesia.
"Tidak hanya bermodalkan kemauan dan kemampuan yang tinggi saja namun para pengajar muda harus dapat jadi pemimpin dan memahami masyarakat dan budaya setempat. Jangan sampai melanggar aturan adat lokal, kalau mereka mengadakan upacara adat bagi anda, terima saja dengan tulus," kata Edhie.
Para pengajar muda angkatan delapan di program Indonesia Mengajar, ujar Edhie, akan mengabdikan dirinya selama satu tahun dan rencananya akan diberangkatkan pada tgl 14 dan 15 Juni. Hal yang tidak kalah penting, sebelum mereka terjun untuk mengabdikan diri, mereka harus dipastikan cinta Indonesia.
Kecintaan terhadap bangsa, kata Edhie, akan memberikan kekuatan luar biasa untuk memajukannya tanpa harus mengkoreksi apa yang telah dilakukan pemerintah. Selain itu kecintaan kepada Indonesia akan menguatkan mereka tinggal dan mengajar di daerah pelosok tanpa listrik maupun sinyal telepon.