Kamis 12 Jun 2014 23:10 WIB

94 Siswa SMP Jatim Tak Lulus Ujian Nasional

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Taufik Rachman
  Panitia memilah lembar jawaban ujian nasional tingkat SMP dan sederajat di Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Kota Bandung, Selasa(6/5). (foto: Septanjar Muharam)
Panitia memilah lembar jawaban ujian nasional tingkat SMP dan sederajat di Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Kota Bandung, Selasa(6/5). (foto: Septanjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Sebanyak 94 siswa sekolah menengah pertama (SMP) sederajat di Provinsi Jawa Timur (Jatim), dinyatakan tidak lulus (TL) ujian nasional (UN) SMP 2014.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Harun mengatakan, ada 537.772 siswa SMP/Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Jatim yang mengikuti UN SMP 2014. Dia menjelaskan, peserta didik SMP/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) dinyatakan lulus jika nilai akhir (NA) paling rendah 5,5 dan nilai setiap mata pelajaran minimal 4. Adapun komposisi NA yaitu 60 persen nilai UN ditambah dengan 40 nilai sekolah.

“Hasilnya ada 94 siswa yang dinyatakan tidak lulus UN SMP sederajat 2014. Sehingga peserta UN SMP sederajat di Jatim yang dinyatakan lulus sebanyak 537.678 siswa,” ujarnya saat ditemui wartawan di sela-sela pengumuman nilai UN SMP 2014 Provinsi Jatim di Surabaya, Kamis (12/6) sore.

Namun, kata dia, persentase kelulusan UN SMP tahun ini masih lebih bagus dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar 99,98 persen. Sementara persentase kelulusan tahun lalu hanya 99,92 persen dan dua tahun lalu 99,84 persen. Pihaknya mengklaim, persentase kelulusan tahun ini sangat bagus, bahkan mendekati sempurna.

Harun mengklaim rata-rata nilai UN SMP di tingkat Provinsi Jatim juga bagus. Dia menyebutkan nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 7,56; Bahasa Inggris 7,52; Matematika 7,15, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 7,61.

“Yang juga membuat saya senang, ada peserta UN SMP di Jatim yang memperoleh nilai sempurna atau 10 yaitu pelajaran Matematika dan IPA,” ujarnya.

Namun sayangnya ia tidak menyebutkan peserta UN di Jatim yang memperoleh nilai tertinggi. Menurutnya, kebijakan itu memang diputuskan dari pusat atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sehingga, tidak ada satupun provinsi yang mengetahui nilai tertinggi diraih oleh siapa. Sementara untuk siswa yang tidak lulus UN kali ini, kata Harun, masih diberi kesempatan mengikuti kejar paket B.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement