Selasa 17 Jun 2014 14:03 WIB

Peserta SBMPTN 2014 Sebanyak 664.509

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Muhammad Hafil
Ratusan peserta mengikuti uji coba Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Akbar di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Ahad (15/6). (Republika/Yasin Habibi)
Ratusan peserta mengikuti uji coba Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Akbar di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Ahad (15/6). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pelaksana SBMPTN 2014 Ganjar Kurnia mengatakan, jumlah peserta SBMPTN tahun ini sebanyak  664.509 orang. Jumlah peserta SBMPTN 2013 sebanyak 558.789 orang.

"Jumlah peserta SBMPTN tahun ini meningkat. Begitu pula dengan jumlah pendaftar Bidikmisi yang semakin meningkat," kata Ganjar di Jakarta, Selasa, (17/6).

Peserta Bidikmisi tahun 2013, ujar Ganjar, sebanyak  55.975. Sementara pendaftar Bidikmisi 2014 sebanyak 80.911.

Ini, kata Ganjar, bukan berarti penduduk yang miskin bertambah. Namun sosialisasi semakin gencar sehingga mahasiswa semakin banyak yang tahu program ini.

Dalam SBMPTN, ujar Ganjar, jurusan sains yang paling diminati adalah Teknik Informatika. Sedangkan jurusan humaniora yang paling diminati adalah Manajemen. 

Registrasi SNMPTN, kata Ganjar, dilakukan pada hari ini agar anak-anak yang lolos SNMPTN tidak usah ikut SBMPTN.  Sebab kalau ada anak lolos SNMPTN, tapi ditinggal berarti ia sudah menghapus satu kesempatan bagi anak lainnya masuk PTN,kalau dia ikut SBMPTN berarti dia juga menghapus satu kesempatan anak lain masuk PTN.

"Artinya, anak ini menghilangkan dua kursi masuk PTN. Jadi kami minta agar calon mahasiswa tidak bersikap selfish seperti ini, berikan kesempatan pada yang lain,"ujar Ganjar.

Ganjar yang juga Rektor Unpad menyatakan, universitasnya menyediakan  help desk bagi anak-anak yang lolos SNMPTN maupun SBMPTN  namun memiliki masalah keuangan. "Kadang anak-anak suka memasukkan data kalau orangtuanya  penghasilannya tinggi agar mereka bisa lolos SBMPTN, namun ternyata saat diverifikasi penghasilan orangtua tidak setinggi itu," katanya.

Makanya, lanjut Ganjar, anak-anak yang kurang mampu bisa menggunakan Bidikmisi. "Yang penting mereka melakukan koordinasi saja dengan kampus mengenai kesulitannya,"katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement