Rabu 25 Jun 2014 12:37 WIB

Sekolah di DIY Pesan Buku Via 'Offline'

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Buku kurikulum 2013
Buku kurikulum 2013

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Semua sekolah di DIY sudah memesan buku. Mereka memesan lewat offline karena melalui online perangkatnya lambat.

"Sekolah sudah kami undang dan mereka sudah 100 persen sekolah di DIY memesan buku kurikulum 2013. Mereka mendaftar melalui offline lalu dikirim ke percetakan," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY K. Aji Baskara.

Hal itu juga diakui Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta Heriyanti. Pihaknya sudah memesan buku Kurikulum 2013 dan buku tersebut nantinya untuk siswa kelas VII dan VIII.

Untuk pemesanan buku tersebut anggarannya dari pemerintah. Dia memasan buku untuk sekitar 610 siswa yang sekolah di kelas VII dan VIII.

"Setiap anak akan mendapatkan 10 buah buku. Kalau di sekolah kami ada 610 siswa untuk kelas VII dan VIII berarti ada sekitar 6100 buku yang akan dikirim ke sekolah kami," kata Heriyanti pada Republika, Rabu (25/6).

Lebih lanjut Aji mengatakan uang untuk pepesanan buku dan pemesanan sudah siap. Pengirimannya akan dilakukan pihak percetakan.

Dia mengaku percetakan yang mencetak buku Kurikulum untuk sekolah di DIY tidak ada yang dari DIY, karena mereka yang menang lelang. Namun, dia menambahkan, ada percetakan dari DIY yang mencetak buku Kurikulum untuk sekolah di luar DIY.

"Seperti percetakan Airlangga yang ada di Yogyakarta malah menang lelang di Aceh. Sehingga percetakan tersebut mencetak buku Kurikulum 2013 untuk sekolah di Aceh. Tetapi hal ini tidak masalah," tuturnya.

Dia belum tahu kapan buku kurikulum 2013 untuk sekolah di DIY datang. Karena tergantung percetakannya. Namun dia memastikan pada saat tahun ajaran baru, buku tersebut sudah datang. "Begitu buku datang akan saya bayar," kata Aji.

Anggaran yang disediakan untuk Buku Kurikulum 2013 SD anggaran dari APBN sebesar Rp 6 miliar, sedangkan untuk SMP sebesar Rp 5 miliar. Sedangkan anggaran buku kurikulum 2013 untuk SMA/SMK menggunakan  50 persen dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement