Selasa 22 Jul 2014 04:14 WIB

Guru Sulit Lakukan Penilaian Otentik

Rep: DR Meta Novia/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengunjungi peserta ujian SBMPTN di Universitas Negri Jakarta, Selasa (17/6).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengunjungi peserta ujian SBMPTN di Universitas Negri Jakarta, Selasa (17/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, dari 6 ribu sekolah di 34 provinsi yang disensus, penerapan Kurikulum 2013 hasilnya menunjukkan hasil positif.

"Salah satu sisi positif dari kurikulum ini terlihat dari meningkatnya keberanian anak untuk bertanya. Makanya kami yakin bisa menerapkan Kurikulum 2013 di seluruh Indonesia secara bertahap," kata Nuh di Jakarta, Senin, (21/7).

Pelatihan kurikulum bagi 1,1 juta guru, kata dia, masih terus dilakukan dengan menggunakan dana APBBN maupun APBD. "Kami juga melihat bagaimana kesiapan para guru, narasumber maupun instruktur nasional," ujarnya.

Dalam pelatihan kurikulum baru itu, terang Nuh,guru dinilai kemampuannya memahami konsep kurikulum, tujuan kurikulum, cara penilaian otentik, pembuatan RPP. Dari berbagai sisi penilaian itu, guru paling susah membuat penilaian otentik.

Selama ini, menurut dia, guru sering memberikan nilai berdasarkan kira-kira. Makanya saat diminta melakukan penilaian otentik mereka kesulitan. "Dalam membuat penilaian otentik guru tidak hanya menyebut angka 8. Namun harus menunjukkan fakta-fakta pendukung mengapa siswa tersebut bisa mendapat nilai 8," kata mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.

Nuh menyatakan, guru di Papua, memang mengaku kesusahan melakukan penilaian otentik. Hal itu hanya perlu dilakukan pembiasaan. Dengan begitu, nantinya mereka juga akan bisa secara bertahap.n dyah ratna meta novia

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement