REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun mengatakan rencana penyeragaman waktu sekolah di seluruh sekolah DKI Jakarta belum final.
Pasalnya, rencana kembali ke enam hari waktu sekolah dari Senin-Sabtu, masih dikaji Dinas Pendidikan dan belum sampai ke Gubernur DKI Jakarta. Ia menuturkan, banyak yang mengeluhkan rencana penyeragaman waktu sekolah tersebut.
“Ini mau bikin pemaparan ke Wagub atau gubernur dulu, apakah lima hari atau enam hari, supaya diputus, perlu kearifan sebenarnya,” kata Lasro di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (11/8).
Lasro mengatakan rencana penyeragaman waktu sekolah karena mempertimbangkan jumlah beban mata pelajaran yang ada pada kurikulum 2013. Sehingga, jika dipaksakan hanya lima hari akan membebani siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Ia pun mengaku sudah berkoordinasi dengan seluruh kepala sekolah di DKI Jakarta terkait rencana penyeragaman sekolah tersebut. Karena menurut Lasro, banyak sekolah yang sudah menerapkan enam hari waktu sekolah. Sehingga, hanya sekolah yang masih menggunakan lima hari waktu sekolah yang akan diprioritaskan.
“Saya udah bikin kuesioner dari Kamis kemaren dan selesai Rabu esok, kita bikin kuesioner untuk mengetahui tanggapaanya apa,” ujar Lasro.
Lasro pun mengakui banyak yang mengeluhkan penyeragaman waktu enam hari tersebut untuk sekolah yang masih menggunakan sistem lima hari. Namun, ia beranggapan itu rencana tersebut untuk kebaikan siswa.
“Kalau misalnya satu shift enggak apa apa, problemnya ini kan yang dua shift, khusus SMA dan SMK itu bisa pulang sampai malam, lebih dari jam 9 kan kasian,” ujar Lasro.
Untuk itu Dinas Pendidikan tengah menyiapkan berbagai simulasi yang paling ideal untuk para siswa dan guru. “Kita bikin simulasi dulu, Nanti bapak (Jokowi) yang putuskan, atau mungkin dua, kita kompromi dulu,” kata Dia.