REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Komnas Pendidikan, Andreas Tambah mengatakan, banyak orang tua murid yang mengeluh harus men-download lalu memfotokopi materi Kurikulum 2013. Sebab buku Kurikulum 2013 yang dijanjikan datang sebelum kelas masuk tak juga dikirim.
"Banyak orang tua murid yang mengeluh pada saya mengapa buku Kurikulum 2013 tidak segera dikirim. Mereka terpaksa men-download, mengeprint, lalu memfotokopi materi Kurikulum 2013 untuk anaknya. Biaya mengeprint dan memfotokopi itu jauh lebih mahal dibandingkan harga buku itu sendiri," kata Andreas di Jakarta, Kamis, (14/8).
Apalagi, ujar Andreas, kalau materi hanya difotokopi maka semua warnanya hanya hitam putih. Sehingga kurang bagus untuk anak belajar, kalau berwarna akan lebih mudah digunakan untuk belajar.
Terlambatnya pengiriman buku-buku Kurikulum 2013, terang Andreas, menunjukkan pelayanan pemerintah terhadap siswa kurang bagus. Ketidaksiapan percetakan-percetakan yang memperoleh tender pencetakan buku Kurikulum 2013 juga membuat siswa dan orangtua menjadi susah.