REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim, mengatakan memberikan kesempatan pendidikan yang lebih luas kepada seluruh rakyat Indonesia merupakan tantangan pemerintah ke depan.
"Tantangan kita ke depan semakin besar, pemerintah harus memberikan kesempatan kepada rakyat agar memperoleh pendidikan yang layak," kata Musliar usai Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia di Gedung DPR, Jakarta, Jumat.
Musliar juga mengatakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono sudah meraih capaian-capaian sejumlah target dan prestasi di bidang pendidikan.
"Capaian-capaian yang sudah diperoleh untuk dapat dilanjutkan di masa yang akan datang," katanya.
Dalam pidato kenegaraan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan salah satu masalah besar yang selama ini kita hadapi adalah banyaknya anak-anak dari keluarga miskin yang cerdas, namun tidak mampu masuk perguruan tinggi.
"Untuk itu, pemerintah telah meluncurkan program inovatif Bidikmisi yang memberikan uang kuliah gratis, ditambah dengan uang saku sekitar Rp600.000 per bulan," katanya.
Yudhoyono menyebutkan, sampai saat ini, sudah lebih dari 220.000 siswa yang masuk dalam program Bidikmisi dan meraih prestasi yang mengagumkan.
Presiden menambahkan, sesuai mandat Konstitusi, anggaran pendidikan telah mencapai 20 persen dari APBN, namun penambahan anggaran saja tidak otomatis menjamin suksesnya pendidikan.
"Yang penting, akses dan kualitas pendidikan harus terus terjamin di semua tingkatan," katanya.
Presiden mengatakan kini pemerintah melalui dana dana abadi pendidikan, telah menyiapkan beasiswa bagi mereka untuk melanjutkan ke jenjang S2 dan S3 di dalam maupun luar negeri.
"Saya yakin, dalam kurun 5-10 tahun mendatang akan lahir ribuan master dan doktor, generasi baru dari keluarga miskin. Mereka lah yang akan menjadi pemutus rantai kemiskinan, pengangkat harkat dan martabat keluarga serta pengibar merah putih setinggi-tingginya," katanya.