REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siswa SMP Negeri 1 Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, berhasil mengolah nenas menjadi bahan bakar alternatif untuk memasak.
"Sebelumnya sudah pernah mencoba dari bahan-bahan lain, sekarang kita coba dari daging buah nenas," kata Sutoyo, guru pembimbing SMP Negeri 1 Kota Balikpapan, Kamis (21/8).
Menurut dia, pembuatan bahan bakar alternatif itu cukup mudah sehingga para siswa dapat membuat sendiri dalam satu kali percobaan.
Awalnya, katanya, teknologi pemanfaatan nenas untuk bahan bakar tersebut, diperoleh dari Pertamina, termasuk alat-alat berupa diskolator.
"Baru empat bulan kita mencoba teknologi ini dan murid-murid juga langsung bisa asal ada bahannya," kata Sutoyo.
"Dari enam buah nenas ukuran besar dapat menghasilkan lima liter sari nenas murni," kata dia.
Sari nenas tersebut dicampur bahan lain, yaitu pupuk urea, NPK, dan ragi, lalu difermentasi selama tiga hari. Setelah difermentasi, lalu dimasak dalam alat bernama diskolator yang terbuat dari panci bertekanan tinggi yang dimodifikasi dengan pipa dan penunjuk temperatur. Salah satu pipa disambungkan dengan ember berisi air sebagai sistem pendingin.
"Kalau suhunya sudah mencapai 78 derajat celcius harus didinginkan," katanya.
Dari pemasakan tersebut menghasilkan etanol yang bisa menjadi bahan bakar untuk memasak.Etanol atau disebut juga etil alkohol yang mudah menguap dan terbakar dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Sutoyo, alkohol yang dihasilkan dari buah nenas tersebut tidak mudah menguap dibandingkan dengan spiritus.
"Ke depan kami ingin mencoba dari kulit nenas dan air kelapa, sehingga tidak ada limbah yang terbuang," katanya.