REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hingga memasuki September, buku kurikulum 2013 belum seluruhnya sampai ke sekolah di Kabupaten Sleman terutama untuk jenjang SMP dan SMA/SMK. Dengan kondisi tersebut, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Sleman meminta percetakan buku kurikulum dipercepat.
Kepala Disdikpora Sleman, Arif Haryono, Selasa (2/9), mengatakan lamanya percetakan buku kurikulum 2013 dinilai Arif tidak mengganggu proses pembelajaran. Kondisi ini karena sekolah boleh memfotokopi materi buku dari cakram yang sudah dibagikan.
Namun, kegiatan tersebut diakui menambah beban pembiayaan sekolah dari anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Arif menyayangkan percetakan buku kurikulum 2013 memakan waktu relatif lama.
Padahal, dana untuk membeli buku sudah siap di sekolah. Untuk jenjang SMP, dana tersebut berasal dari BOS dan Bantuan Sosial (bansos). Sementara, dana untuk membeli buku kurikulum jenjang SMA/SMK sepenuhnya dari BOS.
Belum adanya buku kurikulum 2013 diakui Kepala Sekolah SMPN 4 Depok Sleman, Sri Ajar Susilowati akan mengganggu operasional sekolah. Meski belum menghitung berapa total biaya untuk fotokopi, Sri mengatakan dana yang seharusnya untuk biaya operasional lain harus dialihkan untuk biaya memfotokopi materi buku kurikulum. "Kalau misalnya buku lama tidak dikirim, kami harus memfotokopi banyak materi. Ini jelas akan mengganggu operasional yang memakai BOS," ujar Sri.
Sri mengaku sekolahnya sama sekali belum mendapat buku kurikulum 2013. Selama ini, pihaknya baru memfotokopi satu tema untuk pembelajaran. "Kami belum mendapat pemberitahuan kapan buku dikirim. Masih menunggu dan menunggu," ungkapnya. n Nur Aini