Jumat 05 Sep 2014 04:22 WIB

Hanya Sedikit yang Tahu Kurikulum 2013

Rep: C87/ Red: Julkifli Marbun
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan (Wamendik) Musliar Kasim
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan (Wamendik) Musliar Kasim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim melakukan audiensi dengan Indonesia Corruption Watch (ICW), di kantor ICW, Jalan Kalibata Timur, Jakarta Selatan, Kamis (4/9). Audiensi tersebut membahas tentang Kurikulum 2013.

Musliar menjelaskan seluk beluk Kurikulum 2013 mulai dari materi  pelajaran, proses pembelajaran, proses penilaian, hingga proses distribusi buku pelajaran.

"Ingin berdiskusi agar orang memahami Kurikulum 2013. Saya sedih saja kalau ada orang berkomentar tentang kurikulum tapi dia tidak paham, tapi kalau sudah paham berkomentar justru kita senang. Karena kurikulum ini bukan milik Musliar, bukan milik Pak Nuh, tapi milik bangsa ke depan," kata Musliar seusai audiensi.

Audiensi tersebut disinyalir menindaklanjuti pernyataan ICW yang mengatakan ada tanda-tanda kegagalan dalam penerapan Kurikulum 2013.

Staf Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW, Siti Juliyantari, mengaku Wamendikbud yang menggagas diskusi tersebut. "Pak Musliar yang ngajak diskusi. Kami melihat tanda-tanda kegagalan Kurikulum 2013, dia merespon, mau ngajak diskusi sebenarnya Kurikulum 2013 itu bagaimana," kata Siti.

Meskipun Kemendikbud sudah mengunggah dokumen-dokumen yang menjelaskan tentang Kurikulum 2013, Siti mengakui diskusi tersebut semakin memperjelas pemahaman ICW tentang Kurikulum 2013. "Kemendikbud mengakui penerapan masih bermasalah, soal buku, pelatihan, kualitas guru belum semuanya, hanya sebagian kecil yang paham Kurikulum 2013," imbuhnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement