REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Distribusi buku Kurikulum 2013 yang kacau dikritisi berbagai pihak. Kendati begitu, Kemendikbud tetap ingin mempertahankan sistem yang terlanjur dijalankan.
"Kami minta jangan hanya kelemahan Kurikulum 2013 saja yang dilihat. Kami bekerja keras terus mendorong Kurikulum 2013, belum pernah Indonesia punya Kurikulum 2013 seperti ini,"kata Wamendikbud Musliar Kasim, Ahad (7/9).
Meskipun buku memang terlambat, ujar Musliar, sudah sebanyak 2,9 juta orang yang mengunduh buku Kurikulum 2013. Ini menunjukkan masyarakat antusiasi dengan Kurikulum 2013. Bahkan seluruh kepala sekolah, guru, terang Musliar, semua mendapat pelatihan Kurikulum 2013, baik cara mengajar maupun manajemennya.
"Pembelajaran dengan Kurikulum 2013 tetap berjalan walau memang ada buku yang belum terkirim,"terangnya.
Sementara itu, Pengamat Pendidikan Darmaningtyas mengatakan, keterlambatan buku Kurikulum 2013 tidak disebabkan oleh sekolah yang tidak membayar buku yang sudah dikirim. "Sekolah pasti membayar buku yang sudah dikirim sebab itu sudah menjadi kewajiban mereka,"katanya.
Menurut Darmaningtyas, keterlambatan pengiriman buku ini, disebabkan sistem pemesanan buku yang berputar-putar. "Kemendikbud saja sebaiknya yang memesan buku Kurikulum 2013 lalu dikirimkan ke sekolah-sekolah,"katanya.
Kemendikbud, ujar Darmaningtyas, pasti tahu jumlah kebutuhan buku yang dibutuhkan siswa di tiap-tiap sekolah. "Saya yakin mereka punya data, sebab dana BOS itu dikucurkan berdasarkan data jumlah siswa di setiap sekolah,"ujarnya.
Untuk sekolah di Jawa, kata Darmaningtyas, mungkin memang mudah memesan buku secara online karena internet memang tersebar di mana-mana. Kalau untuk sekolah terpencil di luar jawa yang tidak ada listrik dan internet, bagaimana nasibnya, itu perlu dipikirkan.