REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyedia jasa percetakan buku Kurikulum 2013 bermasalah. Hal itu menyebabkan pendistribusian buku ke sekolah di seluruh Indonesia terhambat.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) FSGI, Retno Listyarti, mengatakan berdasarkan pemantauan yang dilakukan di 21 provinsi dan 46 kabupaten/kota pada 14 Juli – 8 September, dua percetakan pemenang lelang percetakan buku Kurikulum 2013 bermasalah. Keduanya yakni PT Padi Merunduk dan PT Jawapos.
PT Padi Merunduk mengundurkan diri sebagai penyedia jasa.
“Akibatnya sekolah-sekolah di Kabupaten Pasaman, Padang, dan Painan hingga kini belum menerima buku Kurikulum 2013,” kata Retno dalam konferensi pers di gedung Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/9).
Sedangkan PT Jawapos belum sepenuhnya dapat memenuhi buku. Kemudian para kepala sekolah mencoba mencari informasi ke Dinas Pendidikan. Namun selalu mendapat jawaban tidak jelas.
“Buku yang terlambat dua bulan menghambat pembelajaran di kelas,” ujarnya.
Padahal, Kemendikbud menjanjikan buku sampai di sekolah pada Senin (8/10). Namun, hingga Rabu buku tidak kunjung datang.
Alhasil sekolah menempuh cara mengunduh softcopy buku melalui internet. Namun, tidak sepenuhnya sekolah bisa mengunduh, sebab masih banyak sekolah yang belum terjangkau fasilitas listrik dan internet.
“Tidak ada mesin fotocopy dan listrik di wilayah itu, sehingga tidak bisa download dari internet,” ucapnya.
Hingga saat ini, buku wajib Kurikulum 2013 yang belum diterima sekolah di DKI Jakarta dan Banten yakni Buku Wajib Sejarah SMA Kelas X, Buku Wajib Geografi SMA, Penjaskes SD dan banyak buku wajib jurusan untuk seluruh SMK.