Kamis 18 Sep 2014 22:57 WIB

Wapres: Indonesia Kekurangan Guru

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Indah Wulandari
  Wapres Boediono beristirahat sejenak saat memberi kesaksian dalam sidang kasus dugaan korupsi Bank Century dengan terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (9/5).  (Republika/Agung Supriyanto)
Wapres Boediono beristirahat sejenak saat memberi kesaksian dalam sidang kasus dugaan korupsi Bank Century dengan terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (9/5). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Boediono mengatakan, pendidikan adalah hak setiap anak bangsa. Namun, Indonesia masih kekurangan guru.

Kekurangan guru ini, kata Boediono, bukan hanya dalam jumlah saja. "Namun juga kurang absennya, artinya masih ada guru yang jarang datang ke sekolahnya untuk mengajar," katanya di Jakarta,  Kamis, (18/9).

Boediono mengaku, ia pernah pergi ke Indonesia Timur. Saat mengunjungi ke sebuah sekolah, hanya ada dua orang guru di sekolah itu.

Menurut pengakuan guru di sana, kata Boediono,  hanya mereka berdua yang mengajar. Sedangkan guru-guru lainnya termasuk kepala sekolah jarang datang ke sekolah. Alasannya, ujar Boediono, transportasi yang sulit. Jarak rumah guru ke sekolah yang sulit dijangkau.

"Ini juga masalah yang harus diatasi di daerah-daerah yang terpencil. Transportasi, infrastruktur perlu diperbaiki," kata Boediono.

Selain masalah tersebut, ujar Boediono, ada juga masalah distribusi guru yang kurang  tepat sasaran. Ada daerah yang kebanyakan guru, sementara daerah lainnya masih sangat kekurangan guru.

Semua guru, kata Boediono, harus disebarkan ke seluruh pelosok tanah air. "Harus ada pemerataan guru,"katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement