REPUBLIKA.CO.ID,SRAGEN--Pemkab Sragen mulai memperhatikan siswa sekolah berkebutuhan khusus. Ini terbukti ada 85 sekolah, mulai dari TK, SD, dan SMP bakal dijadikan sebagai sekolah Rintisan Pendidikan Inklusi.
''Walaupun jumlahnya satu sekolah hanya satu orang, tetap akan dijadikan sebagai sekolah rintisan. Tidak masalah,'' kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sragen, Kusmanto, Jumat (19/9).
Ia menyebutkan, dari 85 sekolah yang menerapkan sistem inklusi terdapat 58 SD, delapan SMP, dan sisanya TK. ''Sekolah yang bakal dijadikan Rintisan Pendidikan Ininklusi ini, adalah sekolah yang siswanya terdapat Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),'' katanya.
Menurut Kusmanto, pendidikan inklusi di Kabupaten Sragen telah dimulai pada tahun ajaran baru 2014. Sedangkan untuk SMA sendiri baru akan dirintis pada tahun 2015 mendatang. Selain itu, diharapkan sekolah inklusi ini juga bisa meningkat antara 15 persen hingga 20 persen.
Pakar pendidikan dari UNS Solo Prof Sunardi mengatakan, Sragen merupakan salah satu kabupaten yang ditunjuk oleh Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menjadi Sekolah Rintisan Pendidikan Inklusi.
Prof Sunardi menjelaskan, sebagai kabupaten perintis, maka nantinya untuk sekolah inklusi tingkat SMA danSMK minimal harus ada satu sekolah. Sedangkan untuk kecamatan, satu SMP dan untuk desa satu SD.
Setiap kecamatan harus ada sekolah SMP dan SD inklusi dan untuk kabupaten harus ada SMA dan SMK Inklusi. Harapannya, semua anak ABK bisa menikmati pendidikan di sekolah inklusi dan semua pihak harus mendukung.