REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Rumah Sakit Umum Mataram, Nusa Tenggara Barat akan dijadikan rumah sakit pendidikan, sebagai salah satu bentuk upaya mengembangkan pelayanan pada rumah sakit tersebut.
"Saat ini dalam tahap proses persiapan menjadi 'teaching hospital' yang ditargetkan tahun 2015 udah dapat dimulai," kata Direktur RSU Mataram HL Herman Mahaputra di Mataram, Sabtu.
Dikatakan berbagai persiapan yang sedang dilakukan saat ini adalah melakukan kerja sama dengan sejumlah sekolah dan perguruan tinggi kesehatan.
Kerja sama antara lain dengan Akademi Kebidanan, Sekolah Tinggi Kesehatan, Fakultas Kedokteran UniVersitas Al Azhar dan SMK Negeri-8 Mataram.
RSU Mataram juga menunggu berbagai syarat legal formal, akreditasi rumah sakit, izin opersional rumah sakit sebagai 'teaching hospital' dan syarat-syarat lainnya, kata Herman yang didampingi stafnya H Zuhad.
Menurutnya, jika RSU Mataram menjadi "teaching hospital" maka nilai lebih yang diperoleh pihak rumah sakit adalah bisa mengembangkan diri dan berinovasi dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan dalam mendukung peningkatan pembangunan bidang kesehatan.
Keberadaan "teaching hospital" ini juga dapat membantu calon dokter untuk mendapaatkan kasus-kasus yang nantinya diaplikasikan sebagai syarat kelulusannya menjadi seorang dokter.
Menurutnya, dalam pelaksanaan sebagai "teaching hospital", RSU Mataram akan menerima peserta pendidikan secara berkala, sesuai dengan ketentuan yang ada, sehingga berbagai pelatihan dan tes yang dilakukan oleh para calon dokter, perawat dan bidan bisa berjalan maksimal.
Dalam kaitan itu, RSU Mataram terus melakukan peningkatan fasilitas sarana dan prasana di RSU Mataram. Dimana tahun ini pemerintah telah mengalokasi anggaran sebesar Rp12 milar untuk meningkatkan fasilitas gedung berlantai tiga untuk ruang operasi, ICU dan NICU di RSU MAtaram.
"Karena seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di kota, fasilitas yang ada di RSU Mataram saat ini dinilai masih kurang," katanya.
Dikatakannya, pembangunan gedung tiga lantai itu ditargetkan rampung pada bulan Desember 2014 dan diusahakan akan mulai digunakan tahun 2015.
Menurutnya, untuk ruang operasi yang jumlahnya saat ini sebanyak tiga ruangan akan ditambah lima ruangan, agar menjadi delapan ruangan. Jumlah itu dinilai sudah cukup memadai untuk beberapa tahun ke depan.
Sementara ruangan ICU dan NICU dimaksudkan untuk memberikan fasilitas yang lebih nyaman. Karena keberadaa ruang ICU dan NICU saat ini dinilai kurang memadai.
Untuk ruang ICU yang ada sekarang terdapat hanya lima "bed", sementara untuk NICU tersedia delapan "bed" dan lima unit fasilitas inkubator yang nantinya juga akan dilakukan penambahan fasilitas.
"Selain untuk menambah bangunan gedung, ke depan kita juga akan menambah fasilitas sarana, parasana serta alat kesehatan pada tiga ruangan tersebut," katanya.