Rabu 24 Sep 2014 13:04 WIB

Ini Surat Permintaan Maaf Pengunggah Kontroversi 6x4 dan 4x6

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Bilal Ramadhan
Mahasiswa Undip, M Erfas Maulana mengunggah foto yang berisi tugas adiknya yang menjad perbincangan di media sosial
Foto: foto unggahan dari M Erfas Maulana
Mahasiswa Undip, M Erfas Maulana mengunggah foto yang berisi tugas adiknya yang menjad perbincangan di media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Muhammad Erfas Maulana, mahasiswa Universitas Diponegoro ini akhirnya menyampaikan permohonan maaf di akun Facebooknya. Ya, Erfas adalah kakak dari seorang murid SD yang mendapat ponten merah dari gurunya.  Persoalannya sederhana, sang adik menuliskan bahwa 4+4+4+4+4+4 = 4x6, yang kemudian disalahkan sang guru karena jawaban yang benar adalah 6x4.

Erfas kemudian memosting jawaban adiknya di media sosial. Sontak saja postingan Erfas menuai berbagai argumentasi. Mengetahui postingannya mendapat sambutan beragam, Erfas pun meminta maaf. Tak hanya itu, dia pun turut memberikan pandangannya terhadap kurikulum 2013 yang menjadi sistem pendidikan terbaru saat ini. ROLers, berikut petikan tulisan Erfas:

Mohon maaf, saya sudah menghebohkan media sosial beberapa hari terakhir ini.

Baru saja saya mengonfirmasikan ini kepada guru. Saya juga sudah meminta maaf sebesar-besarnya kepada beliau.

Sekali lagi saya mohon, jangan ada yang menyalahkan guru karena guru sudah mengajarkan sesuai konsep dan buku yang ada. Sang guru juga tidak menyalahkan pendapat saya.

Sesuai kurikulum 2013 yang membebaskan murid menyelesaikan suatu persoalan sesuai kemampuan nalar masing-masing, saran saya adalah untuk memperbaiki buku dengan tidak hanya terfokus dengan satu cara penyelesaian, namun memberikan banyak cara penyelesaian. Di situ murid akan memilih cara sesuai pemahaman termudah masing-masing murid.

Itu saran saya saja sih, jika ada yang kurang berkenan dengan saran saya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Berbicara mengenai kurikulum 2013, menurut saya kurikulum tersebut sangat baik. Siswa tidak hanya dituntut untuk mengetahui pengetahuan, namun juga diajari berketrampilan sehingga siswa diharapkan lebih kreatif dan bersikap agar dapat mempunyai moral yang baik saat hidup bermasyarakat. Jadi, ada tiga aspek penilaian disini, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

Dengan kurikulum ini, saya melihat bahwa anak-anak lebih senang untuk pergi ke sekolah. Mereka menjadi bersemangat karena di sekolah diajari untuk membuat berbagai kerajinan tangan atau membuat sesuatu yang menarik bagi mereka.

Mungkin banyak orang tua yang bingung mengenai kurikulum 2013 karena mata pelajaran di kurikulum ini dicampur. Misalnya Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PPKN dan lainnya dilebur menjadi tematik.

Menurut saya, hal ini dikarenakan orang tua dari dulu sudah terbiasa menggunakan kurikulum yang mata pelajarannya dipisah, Matematika sendiri, Bahasa Indonesia sendiri, IPA sendiri, dan lainnya. Seandainya dari dulu pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum dimana mata pelajarannya dicampur seperti kurikulum 2013, saya rasa orang tua pun tidak akan bingung mengajari anaknya sekarang.

Misal, dari dulu kita terbiasa menulisakan resep obat 3 x 1, dibaca tiga kali sehari, satu butir. Bayangkan bila dari dulu resep penulisan obat adalah 1 x 3, dibaca satu butir, tiga kali sehari. Semuanya 1 + 1 + 1 . Kembali lagi ini semua adalah tentang kebiasaan.

Saya rasa, murid yang mendapatkan kurikulum sejak kelas 1 SD tidak akan kebingungan dalam belajar. Berbeda lagi bila dari kelas 1 - 3 SD mendapat kurikulum lama yang mata pelajarannya dipisah, namun tiba-tiba saat naik ke kelas 4 SD mereka mendapat kurikulum 2013 dimana mata pelajaran dicampur. Di sini saya rasa akan terdapat kebingungan pada murid, mereka harus menyesuaikan lagi.

Itulah pandangan saya tentang kurikulum 2013, mohon maaf bila ada pihak-pihak yang kurang berkenan.

Saya sangat menyesal atas semua yang sudah terjadi, saya tidak ingin memperpanjang semua ini.

Mungkin ini dapat menjadi pelajaran bagi saya pribadi dan kita semua.

Terima kasih.

 

Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement