Rabu 01 Oct 2014 16:59 WIB

'Sekolah Harus Buat Kebijakan Antikekerasan'

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Djibril Muhammad
Bullying (ilustrasi)
Foto: www.chicago-bureau.org
Bullying (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bullying merupakan salah satu kekerasan yang kerap terjadi di berbagai sekolah. Bahkan akibat perilaku kekerasan itu, 13 siswa dari SMAN 70 Jakarta dikeluarkan dari sekolah.

Pengamat Pendidikan Doni Koesoema mengatakan, cara paling baik untuk mengatasi kekerasan dalam pendidikan ialah membereskan akar persoalan utama, yaitu menumbuhkan rasa penghargaan satu sama lain dalam lingkungan pendidikan.

"Hanya dengan berfokus pada prinsip penghargaan bahwa individu itu berharga, bermartabat, dan tidak pernah boleh dirusak dan diperalat apapun alasannya, baru dapat dikembangkan kultur pendidikan yang ramah dan bersahabat," katanya, Senin, (1/10).

Menurut Doni ada lima strategi untuk mengatasi dan memutus mata rantai kekerasan di sekolah. Pertama, sekolah harus membuat kebijakan anti bullying dan kekerasan.

Kedua, kata Doni, mendidik seluruh pemangku kepentingan seperti guru, staf, siswa, dan orangtua agar dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan. Ketiga, menciptakan prosedur untuk melaporkan perilaku bullying dan kekerasan yang terjadi di sekolah.

Keempat, guru dan siswa harus belajar bagaimana menyikapi perilaku kekerasan untuk mengantisipasinya. "Kelima para siswa harus menyalurkan kecenderungan perilaku agresif dengan menyalurkannya membuat keterampilan yang disukai," kata Doni.

Ini semua, ujar Doni, diharapkan bisa mengurangi dan mengatasi berbagai perilaku kekerasan di sekolah. Sebab anak-anak itu di sekolah untuk belajar bukan malah mendapat kekerasan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement