REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengemukakan bahwa prajurit TNI yang bertugas di daerah terpencil dan perbatasan mengajar anak-anak di sekolah.
"Jajaran TNI menjadi ujung tombak menembus daerah-daerah terpencil dan perbatasan. Karena merekalah kita bisa menjangkau daerah yang selama ini medannya sulit dan semua keterbatasan warganya, termasuk dalam bidang pendidikan," katanya seusai memberikan materi pada acara "Bimtek Implementasi Kurikulum 2013 bagi Jajaran TNI yang Diperbantukan di Daerah Khusus," di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/10) malam.
Ia mengatakan dengan bimtek tersebut, para prajurit TNI yang mencapai 2.000 orang yang akan ditempatkan di daerah khusus dan perbatasan nantinya mampu memberi pelajaran kepada siswa.
"Mereka sekaligus nantinya memantau situasi dan kondisi di daerah tersebut. Bahkan mereka pun akan melakukan pemetaan untuk pembuatan sekolah-sekolah di daerah terpencil. Misalnya pada titik koordinat sekian perlu dibuat sekolah," ujar Mohammad Nuh yang didampingi Asisten Teritorial Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha.
Ia mengatakan Negara Indonesia cukup luas dengan ribuan pulau, sehingga ada daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau pendidikannya secara maksimal. Oleh karena jajaran TNI menjangkau semua itu, dan diharapkan mampu menjadi tenaga pendidik di tempat tersebut.
"Melalui pelatihan program K-13 secara menyeluruh tersebut nantinya Kurikulum 2013 bisa disosialisasikan dan diajarkan di sekolah-sekolah terpencil tersebut," ujarnya.
Mohammad Nuh lebih lanjut mengatakan program ini juga memperkuat masyarakat tehadap berbangsa dan memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Bentangan wilayah Indonesia cukup luas dan banyak desa-desa terpencil, karena itu program ini juga menjadi salah satu target penguatan warga terhadap NKRI," katanya.
Sementara itu, Aster Panglima TNI Mayjen Ngakan Gede Sugiartha mengatakan secara teknis jajaran TNI menjaga NKRI, tetapi TNI kini memiliki peran ganda sebagai tenaga pendidik.
"Karena itu melalui program K-13 yang merupakan kerja sama Mabes TNI dengan Mendikbud diharapkan pendidikan di desa terpencil dapat terjangkau," katanya.
Ia menjelaskan pelatihan program guru K-13 dilakukan secara menyeluruh untuk anggota TNI Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
Mereka yang di tugaskan (BKO) adalah semuanya dari prajurit di Makassar, Medan, Papua dan Kodam IX/ Udayana.
"Selama ini pendidikan di negara kita masih banyak tidak terjangkau untuk wilayah terpelosok yang sulit dijangkau oleh tenaga pengajar. Prajurit kamilah yang siap untuk menjangkau itu, karenanya itu kita berikan dulu pelatihan dan teknik mengajar sekolah," ucapnya.
Dikatakan, persoalan tersebut sudah dibahas lama oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lantaran sulitnya medan dipelosok desa yang tidak terjangkau.
"Ini juga demi NKRI, tidak harus berperang fisik. Tetapi kita juga berperang untuk pendidikan di negeri ini, demi generasi penerus kita," ucapnya.
Mereka yang ditugaskan dari 2.000 prajurit TNI, minimal pangkat sersan dua dan pendidikan SMA atau sederajat.