Rabu 22 Oct 2014 10:21 WIB

Pak Jokowi, Tolong Benahi Kurikulum

Indonesian President Joko Widodo gestures to the crowd during a street parade following his inauguration in Jakarta, Indonesia, Monday, Oct. 20, 2014.
Foto: AP/Achmad Ibraham
Indonesian President Joko Widodo gestures to the crowd during a street parade following his inauguration in Jakarta, Indonesia, Monday, Oct. 20, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pakar pendidikan yang juga Rektor Universitas PGRI Semarang Dr Muhdi menegaskan Presiden Joko Widodo harus segera membenahi karut marut implementasi kurikulum 2013.

"Kalau menurut saya, kurikulum 2013 kalau dijalankan sudah bagus. Persoalannya, kan pada implementasinya yang masih kacau balau karena tergesa-gesa dilakukan," katanya di Semarang, Rabu.

Menurut Sekretaris Umum PGRI Jawa Tengah itu, implementasi kurikulum baru selama ini terkendala distribusi buku dan kesiapan guru dalam mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran.

Ia berharap penerapan kurikulum 2013 bisa segera dibenahi agar hasil pembelajaran sebagaimana diharapkan bisa berhasil, jika ada kekurangan dibenahi, dan jika ada kelebihan harus dipertahankan.

"Kalau memang Pak Jokowi menganggap penerapan kurikulum 2013 belum siap, ya, bisa dikembalikan dulu ke kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), sementara menunggu kesiapan kurikulum 2013," katanya.

Muhdi mengatakan peran guru dalam kesuksesan penerapan kurikulum sangatlah penting sehingga tenaga pendidikan harus benar-benar disiapkan, termasuk sarana dan prasarana pendidikan yang lain.

Proses pembelajaran, kata dia, memang harus dititikberatkan pada pembentukan mental, karakter, dan kepribadian yang baik, bukan semata mementingkan pada aspek akademis atau keilmuan.

"Saya rasa sejalan dengan apa yang diprogramkan Pak Jokowi, yakni revolusi mental. Tujuan utamanya, ya, kurikulum itu untuk pembentukan sikap para peserta didik. Itu sangat penting," katanya.

Ia mengatakan kondisi bangsa sekarang ini menuntut upaya pembentukan sikap melalui sistem pembelajaran, sementara selama ini sistem pembelajaran cenderung hanya diarahkan ke aspek keilmuan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement