REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA—Praktik pendidikan keagamaan di sekolah belum terlihat dalam kehidaupan sehari-hari para siswa karena kebanyakan hanya sekedar mentrasfer ilmu semata.
“Kondisi tersebut memprihatinkan, padahal pendidikan keagamaan bukan sekadar transfer ilmu,” ungkap Ketua umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Sukro Muhab, Rabu (22/10).
Muhab mencontohkan, ia selalu mengajarkan kepada siswanya bagaimana cara makan yang baik dengan melakukan bimbingan saat makan siang bersama di sekolah. Setelah makan pun, selalu diberikan tausiyah terkait cara mensyukuri terhadap nikmat Allah.
Penerapan ilmu agama lainnya juga terlihat dengan melaksanakan shalat berjamah. Begitu juga ada praktik langsung cara berwudhu yang benar oleh para guru.
“Praktik infaq, sedekah, berkurban, itu mulai dikenalkan,” katanya.