REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pendidikan karakter menjadi obat mujarab bagi penyakit kronis bangsa Indonesia. Saat ini, bangsa Indonesia sedang menghadapi krisis multidimensi, krisis etik, krisis kepercayaan diri, krisis kepercayaan sosial, bahkan krisis itu cenderung menjadi-jadi.
Guru Besar Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Amin Abdullah mengemukakan hal itu pada seminar “Membangun SDM yang memiliki kesalehan privat dan kesalehan publik secara Integratif“ di Yogyakarta, Kamis (6/11).
Beberapa tahun terakhir, bangsa Indonesia mengalami musibah, baik musibah alam, maupun musibah sosial, agama, politik, ekonomi dan hukum. "Musibah sosial, agama, politik dan hukum yang bertubi-tubi dan saling silih berganti ini menunjukkan betapa rendahnya kualitas moralitas publik dan kualitas karakter manusia Indonesia. Sehingga bangsa Indonesia masuk ranking tertinggi dalam daftar urut negara terkorup di dunia," kata Amin.
Karena itu, tandas Amin, sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi, seluruh eleman bangsa ini segera introspeksi diri dan melakukan langkah-langkah perbaikan.
Menurut Amin Abdullah pendidikan karekter masuk pada pendidikan hati nurani, yang melibatkan aspek perasaan, imajinasi, ingatan, memori dan kreativitas. Pendidikan karakter yang berkualitas dan berhasil, dengan sendirinya akan dapat menggugah perasaan, merangsang imajinasi positif, mengaktifkan ingatan, menggerakkan kreatifitas dan mendorong kehendak untuk selalu berbuat kebaikan.
Salah satu indikator keberhasilan pendidikan karakter adalah tumbuhnya kesediaan untuk menghargai nilai kemanusiaan yang baik. Karena hati sudah tersentuh, tanpa embel-embel syarat apapun (syarat agama, ras, suku, etnik, kelamin, usia, pendidikan, tingkat intelektualitas, literasi dan begitu seterusnya).