Jumat 07 Nov 2014 20:16 WIB

Penggabungan Kemristek dan Dikti Dorong Peningkatan Penelitian

Rep: niken paramita/ Red: Taufik Rachman
Peneliti Indonesia. Ilustrasi.
Foto: Antarafoto
Peneliti Indonesia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penggabungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristek dan Dikti) disambut positif oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Trilogi, Aam Bastaman. Menurnutnya penggabungan ristek dan dikti bakal mendorong penelitian di perguruan tinggi yang selama ini masih rendah.

Selama ini pendidikan tinggi di Indonesia masih berorientasi pada pendidikan mengajar dikelas, bukan penelitian. Padahal pendidikan tinggi harusnya berbasis pada penelitian.

"Memang agak beda dengan misi pendidikan dasar dan menengah, penekanan ini penting mengingat output riset kita jauh tertinggal," kata Aam.

Alokasi kegiatan riset diperguruan tinggi menurut Aam masih terbatas. Beban dosen mengajar dikelas masih mendominasi dibandingkan kegiatan penelitian.

Kewajiban menghasilkan karya penelitian dikalangan dosen belum maksimal. Tidak setiap tahun seorang dosen menghasilkan sebuah penelitian. Sementara hasil penelitian dikalangan mahasiswa juga tidak ada kemajuan, terutama mahasiswa di jenjang S1. Mahasiswa umumnya masih meneliti masalah yang sama dari tahun ke tahun."Ini yang perlu dibenahi, yang perlu dirubah,"katanya.

Aam mengungkapkan perguruan tinggi seharusnya memagang peranan penting dalam menghasilkan riset. Riset merupakan kontribusi nyata dari perguruan tinggi ke masyarakat. Publikasi hasil riset dan implementasinya dilakukan untuk perbaikan dan kemajuan masyarakat.

"Dengan diintegrasikannya ristek dan dikti maka nanti akan ada kesinambungan dan kecocokan bagi dunia riset, perguruan tinggi dan industri," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement