Rabu 26 Nov 2014 12:34 WIB

Menteri Agama restui UIN Antasari

Lukman Hakim Saifudin
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Lukman Hakim Saifudin

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIn -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin merestui Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berubah status menjadi Universitas Islam Negeri.

Restu tersebut disampaikan menteri saat menghadiri wisada sarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari tahun 2014 di Gedung Sultan Suriansyah, Jalan Brigjen H Hasan Basry - Kayu Tangi Banjarmasin, Rabu.

"Alhamdulillah IAIN Antasari berusia 50 tahun. Kami di Kementerian Agama (Kemenag) sedang memproses permohonan agar menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)," katanya saat wisuda ke-56 S1 dan ke-26 S2 perguruan tinggi Islam tersebut.

Dengan alih status tersebut, kata menteri, kiprah IAIN Antasari bisa lebih kongkrit lagi di tengah-tengah masyarakat dalam melakukan kajian-kajian dan penelitian.

Sebagai contoh pengintegrasian antara kajian Islam dengan sains, dan pengabdian lebih besar lagi ke masyarakat.

Namun, kata politisi PPP itu, menjadi UIN itu harus memenuhi beberapa persyaratan, dan pihaknya kini mengkaji sejumlah persyaratan IAIN Antasari untuk alih statusnya menjadi UIN.

"Perlu ada kunjungan-kunjungan lebih lanjut untuk kita mengkaji pengalihan status IAIN ini menjadi UIN. Ya, perlu waktu, moga hitungan bulan saja," ucapnya.

Sementara Rektor IAIN Antasari Banjarmasin Prof Dr H Akh Fauzi Aseri mengatakan acara wisuda sekaligus perayaan dies natalis perguruan tingginya yang sudah berumur 50 tahun.

Peringatan hari kelahiran IAIN Antasari yang tepat setengah abad tersebut, kata Fauzi, menjadi istimewa karena dihadiri Menteri Agama (Menag) RI Lukman Hakim Saifuddin," tuturnya.

"Sebab dulunya sang ayah Menag tersebut, yakni KH Saifuddin Zuhri yang juga Menteri Agama RI meresmikan perguruan tinggi Islam negeri ini, pada 1964 atau 50 tahun silam," ungkapnya.

"Jadi hari ini sangat istimewa sekali bagi kita semua, karena seperti bernostalgia pada 50 tahun silam," ujarnya Fauzi yang juga Ketua Umum Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kalsel saat memberi sambutan.

Ia menerangkan dalam perjalanan IAIN Antasari selama setengah abad, terus mengembangkan diri untuk menuju status UIN.

"Dan persiapan menjadikan perguruan tinggi ini berstatus UIN sudah dilakukan terus menerus," tuturnya.

Ia berharap dukungan pemerintah daerah dan Kemenag untuk mewujudkan cita-cita institut berubah status menjadi UIN tidak berkurang.

"Kalau pemerintah daerah sudah cukup mendukung, bahkan ada menghibahkan lahan 50 hektare untuk pengembangan kampus kita ini," ungkapnya.

Dengan momentum IAIN Antasari yang sudah berumur setengah abad dan meluluskan lebih 16 ribu sarjana, dia berharap pula, agar Kemenag bisa merestui proses berubah status menjadi UIN Antasari Banjarmasin.

"Kehadiran menteri ini kita anggap merupakan pertanda niat baik dari perguruan tinggi kita ini untuk beralih status diijabah (dikabulkan) Allah SWT," katanya.

Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin dalam sambutannya mengemukakan perjuangan IAIN Antasari menjadi UIN diharap bisa direspon baik dan diberi kesempatan yang seluas-luasnya oleh Kemenag.

Sebab, kata dia, sarjana IAIN saat ini sudah banyak yang berkiprah di berbagai hal ikut membangun daerah ini. "Jadi kalau perguruan tinggi ini jadi UIN, tentunya para sarjananya bisa lebih luas ikut membangun daerah ini," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement