Kamis 27 Nov 2014 16:19 WIB

BSNP: UN Tutup Celah Kolusi

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Djibril Muhammad
Siswa SMA saat melaksanakan ujian nasional.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Siswa SMA saat melaksanakan ujian nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli Zakaria mengatakan, sebenarnya Ujian Nasional (UN) dibuat untuk meringankan beban masyarakat.

Ketika anak-anak mau masuk perguruan tinggi dengan melakukan tes seleksi, maka mereka pasti harus membayar.

"Makanya dengan UN, seleksi sangat mudah, hanya berdasarkan nilai UN-nya saja untuk masuk perguruan tinggi. Mereka tidak perlu bayar," kata Teuku, di Jakarta, Kamis, (27/11).

Selain itu, UN juga menutup celah-celah kolusi.‬‬ Orang yang punya jabatan di universitas tidak bisa membawa anak atau saudaranya sebab semua harus lewat seleksi nilai UN.

"Sehingga tidak ada budaya titip menitip anak lagi. Sebab semua seleksi dilakukan terbuka dengan nilai UN," ujar Teuku.

Menurut Teuku, salah satu penyebab mengapa banyak siswa yang tidak jujur dalam melaksanakan UN, bahkan sampai membeli jawaban soal karena di Indonesia ada budaya sekolah seratus persen lulus. Sehingga sekolah dituntut meluluskan semua siswanya.

"Akibatnya kalau ada anak tidak lulus mereka menjadi stress dan depresi. Budaya seratus persen lulus ini yang seharusnya dihapuskan," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement