Sabtu 29 Nov 2014 14:01 WIB

KH Said Aqil Jadi Guru Besar Tasawuf UIN Surabaya

Rep: c54/ Red: Hazliansyah
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Sabtu (29/11). Said Aqil mengemban gelar profesor dalam bidang ilmu tasawuf.

Dalam sidang terbuka yang dihadiri para anggota senat UINSA, Said Aqil menyampaikan pidato pengukuhannya berjudul "Tasawuf Sebagai Revolusi Spiritual dalam Kehidupan Masyarakat Modern".   

Dalam pidatonya, ulama kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 3 Juli 1953 tersebut menekankan, ilmu tasawuf atau sufisme sangat dibutuhkan menjadi semangat era global dan modernisme yang gersang akan nilai-nilai spiritualitas. 

Menurut Said Aqil, tasawuf sebagai jalan revolusi spiritual juga dapat menjadi pijakan gagasan revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Menurut Said Aqil, telah lama bangsa Indonesia merasakan pudarnya nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, solidaritas yang berakar pada kejatuhan mental. Akibatnya, menurut dia, bangsa Indonesia mudah dimasuki berbagai pengaruh asing, seperti kapitalisme, liberalisme serta radikalisme dan terorisme

"Sangat jelas, revolusi mental membutuhkan amunisi yang lebih mendalam dan mendasar dalam mendongkrak dan membangun mentalitas bangsa yang paripurna, yaitu revolusi spiritual berbasiskan tasawuf," ujar mantan aktivis PMII tersebut. 

Menurut Said Aqil, hari ini terbukti, ekses negatif moderenisme telah menjadi pemicu mekarnya hasrat spiritualitas, termasuk pengkajian kembali tasawuf. 

"Ketika seluruh kehidupan menjadi begitu melelahkan dan kebudayaan justru melahirkan kegersangan ruhaniah, terjadilah pendulum balik, spriritualitas menjadi sangat digemari," ujar Said Aqil.

Said Aqil menuturkan, tasawuf selama ini kerap salah dimengerti, dengan dianggap sebagai 'virus' yang menghambat kemajuan dan menyebabkan ketertinggalan dunia Islam dalam kancah peradaban modern. Padahal, menurut dia, sejarah Islam mengenal sejumlah sufi sebagai ilmuan terkemuka .

Dia mencontohkan, mereka di antaranya adalah Syekh Sahl At-Tasturi, seorang sufi ahli tafsir, Syekh Ibnu Arabi, ahli tafsir dan hadis, Syekh Ibnul Farid dan Syekh Fariduddin yang dikenal luas sebagai ahli sastra. 

Said Aqil menyanggah, tasawuf bukan sekadar etika atau berbicara baik-buruk, melainkan berbicara tentang sesuatu yang indah, yang berkaitan dengan jiwa, ruh dan intuisi. 

"Ia tidak hanya membangun dunia yang bermoral, tetapi juga sebuah dunia yang indah dan penuh makna," kata dia.

Prosesi pengukuhan KH Said Aqil Siroj dihadiri sejumlah figur penting nasional, seperti Menteri Ristek-Dikti M Nasir, Mensos Khofifah Indar Parawansa, Menteri Desa, PDT dan Transmigras Marwan Jafar. 

Selain itu, hadir pula Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Mantan Mendikbud M Nuh, dan tak terbilang para ulama besar, di antaranya KH Mustofa Bisri. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement