REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan tidak akan membuat kurikulum baru. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Anies Baswedan pada pengumuman hasil evaluasi kurikulum 2013.
Pernyataan itu pun didukung dengan pernyataan Ketua Tim Evaluasi Suyanto,
"Kami tidak akan membuat kurikulum baru," Ahad (7/12).
Menurutnya penghentian K13 bagi sekolah yang baru menjalankannya satu semester adalah upaya menunda pelaksanaan K13. Dengan begitu, sekolah bisa mempelajarinya di sekolah percontohan yang sudah menjalankan K13 selama tiga semester. Apalagi banyak sekolah yang belum siap menjalankan K13.
"Pak menteri ingin kemampuan dan pemahaman penyelenggara K13 sama. Maka itu diadakan sekolah percontohan", katanya.
Oleh itu pelatihan guru tidak dihentikan. Namun bentuk pelatihannya diubah. Jika dulu dilakukan selama satu atau dua jam, justru dengan belajar di sekolah percontohan para guru bisa berlatih lebih dari satu atau dua jam.
"Pelatihan satu atau dua jam tidak akan menciptakan perubahan yang signifikan. Maka itu ada sekolah percontohan," tutur Anies, Jumat (5/11).
Terkait buku K13 yang belum disebarkan, Menteri Pendidikan mengintruksikan untuk menahannya sampai sekolah-sekolah siap.
"Jika sekolah sudah siap menjalankan K13, bukunya akan dibagikan," tutur Anies.