REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan untuk menghentikan Kurikulum 2013 mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah. Fahri menyayangkan keputusan ini karena Anies tak berkompromi dulu dengan Mantan Mendikbud Mohammad Nuh.
Melalui akun Twitter pribadinya, Fahri menyatakan baik Anies maupun M. Nuh adalah orang baik. Tapi, ia menyayangkan sikap Anies yang tak membicarakan terlebih dulu soal kurikulum ini pada M. Nuh.
Padahal, menurut Fahri, penghentian kurikulum 2013 ini bukanlah suatu hal yang sederhana. "kok soal #Kurikulum2013 tidak ngobrol?" tulis Fahri melalui akun pribadinya @Fahrihamzah, Senin (8/12).
Fahri menyatakan menghentikan Kurikulum 2013 tidak semudah mengerem mobil. Diperlukan biaya yang besar untuk menghentikan kurikulum tersebut.
Selain itu, keputusan penghentian Kurikulum 2013 ini pun dinilai terburu-buru oleh Fahri. Ia tak habis pikir jika Kurikulum 2013 yang disiapkan selama dua tahun kemudian diberhentikan hanya dalam waktu 2 bulan.
Terlebih, keputusan ini diambil tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan M. Nuh. Implikasi dari dihentikannya Kurikulum 2013 ini pun membawa efek yang meluas menurut Fahri.
Ia menyatakan banyak pejabat yang kecewa atas keputusan ini. Selain itu, penghentian Kurikulum 2013 ini pun menyebabkan banyak orang tua murid bingung.
Karena itu, ia menyarankan agar Fahri membangun dialog dengan M.Nuh dan bila perlu dengan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Semoga bisa membuat keputusan yang terbaik...#Kurikulum2013 #CintaJokowi," lanjut Fahri. C01 (Adys)