REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Asosiasi BP PTSI) Thomas Suyatno mengatakan, di Jakarta sebanyak 64,88 persen perguruan tinggi swasta (PTS) belum sehat. Sementara hanya 24 persen PTS sehat, dan sisanya PTS yang hampir sehat.
"PTS maupun PTN yang belum sehat atau sakit itu karena tidak memenuhi sembilan norma kesehatan perguruan tinggi. Padahal semua perguruan tinggi harus memenuhi itu,"kata Thomas di Jakarta, Senin, (8/12).
Sembilan norma kesehatan perguruan tinggi itu antara lain, pertama keabsahan badan penyelenggaran atau yayasan penyelenggaranya harus sah dan terdaftar di Kemenkumham. Dimana diumumkan dalam tambahan lembaran negara.
Kedua, tidak ada konflik internal maupun eksternal, termasuk konflik perebutan posisi rektor, konflik lahan, bangunan. Ketiga, tidak menyelenggarakan kelas jarak jauh.
Keempat, dosen-dosennya memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). Kemudian kelima, dosen tetap minimum 75 persen dari total dosen dan keenam, rasio antara dosen dan mahasiswa sesuai dengan aturan dalam Permendikbud Tahun 2004, rasio untuk IPS 1:30, IPA 1:20, Pendidikan Kedokteran 1:10, Profesi Kedokter 1:5.
Ketujuh, sarana dan prasarana pendidikan termasuk fasilitas laboratorium harus lengkap. Kemudian kedelapan, proses belajar mengajar harus memenuhi standarnya yang ada pada Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014. Terakhir, PTN dan PTS harus mempunyai Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) yang bagus.
Banyak PTS dan PTN yang tidak bisa memenuhi sembilan norma tersebut. Sehingga mereka perlu diperbaiki agar lebih sehat. Di PTS maupun PTN, terang Thomas, dosen tetap itu jumlahnya sedikit. Untuk mencapai 50 persen saja pada kesusahan.
Akibatnya banyak dosen yang mengajar siswa melebihi jumlah seharusnya. Misalnya saja, untuk jurusan Pendidikan Kedokteran satu dosen mengajar 10 mahasiswa, realitasnya saat ini satu dosen bisa mengajar 20 sampai 30 mahasiswa. "Kurangnya dosen tetap jadi sering terjadi bajak membajak. Misalnya dosen sebuah universitas akan digaji tinggi kalau mau pindah ke universitas lain,"kata Thomas.