REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pesantren Darul Qur'an Internasional Ketapang, Tangerang, Ustaz Yusuf Mansur mengaku prihatin dengan akan direvisinya tata tertib pembacaan doa saat memulai dan pulang sekolah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudasyaan Anies Baswedan.
Dalam akun twitter resminya, Ustaz Yusuf Mansur menuliskan, "#sekolah susah payah kwn2 mengusahakan ada ngaji, doa2, asmaa-ul husnaa di sekolah2 swasta & negeri. Tp yaaa ampuuunnn... ada yg mau ngoreksi."
Sebagaimana diberitakan berbagai media, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan kementeriannya sedang mengevaluasi proses belajar mengajar yang selama ini berlangsung di sekolah-sekolah negeri. Salah satu yang sedang dievaluasi terkait dengan tata cara membuka dan menutup proses belajar.
"Saat ini kita sedang menyusun, tatib soal aktivitas ini, bagaimana memulai dan menutup sekolah, termasuk soal doa yang memang menimbulkan masalah. Ini sedang direview dengan biro hukum," ujar Anies dalam jumpa pers di kantornya, Gedung Kemendikbud, Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Senin (1/12/2014).
Menurut Anies, sekolah negeri bukanlah tempat untuk mempromosikan keyakinan agama tertentu. "Sekolah negeri menjadi sekolah yang mempromosikan sikap berketuhanan yang Maha Esa, bukan satu agama," jelas Anies.
Ustaz Yusuf Mansur mengaku kecewa dengan kalimat Mendikbud yang menganggap doa tersebut merupakan upaya pemaksaan praktik suatu agama. "#sekolah tapi barusan saya denger kalimat jahat banget, yg menganggap bhw ini adalah upaya pemaksaan praktik agama. Yaaa Allah..." tulis Ustaz Mansur dalam akun twitternya.
Ustaz Mansur menambahkan, selama ini toleransi sudah berjalan dengan sangat damai. Menurutnya, sangat disayangkan bila ada penghapusan atau revisi tentang doa di sekolah. "besok-besok ga boleh azan lagi nih di masjid. sbb nunjukin dominan jg. toh gereja, & pusat-pusat agama lain, ga pake pengeras suara keluar," kata Ustaz Mansur mengingatkan.