REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Akhir tahun lalu, pemerintah memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 dan mengembalikannya ke Kurikulum 2006. Keputusan ini berlaku pada semester genap tahun 2014/2015.
Namun, keputusan ini ternyata tidak diikuti dengan kesiapan buku-buku Kurikulum 2006 yang mulai ditinggalkan sejak penetapan Kurikulum 2013. Hal ini, diakui oleh salah satu pemilik toko buku di Jakarta, TB Wahyu, Iwan Wahyu menyebabkan kelangkaan buku Kurikulum 2006.
Kelangkaan terutama terjadi untuk buku ajaran Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang mulai diterbitkan tahun 2008.
“Kalau cari buku BSE memang agak susah. Soalnya penerbit nggak mau cetak lagi. Karena sekarang lagi masa transisi, mereka tidak tahu sampai kapan (Kurikulum 2006 ditetapkan), jadi takutnya kalau tahun ini diterbitkan tahun depan gak dipakai lagi nggak habis lagi,” katanya.
Meski begitu, Wahyu mengatakan, pihaknya tetap akan menyediakan buku Kurikulum 2006 jika ada permintaan dari sekolah dan orang tua murid. Wahyu mengakui, permintaan terhadap buku Kurikulum 2006 di tokonya menurun drastis sejak awal semester tahun 2014/2015.
“Tahun ajaran baru kemarin ada penumpukan. Karena tahun kemarin saya sisain, tapi ternyata nggak dipakai. Lumayan banyak terbuang,” katanya.