REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA—Penggantian nama seluruh sekolah di Purwakarta dengan nama tokoh kerajaan di Sunda dan tokoh pemimpin Jawa Barat mendapat pujian dan diusulkan agar seluruh wilayah di Jawa Barat menirunya.
"Ini harus diakui dan juga diikuti oleh semua saya kira. Kita minta Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bicara di hadapan parlemen Jawa Barat akan langkahnya ini," jelas Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Agus Weliyanto, Rabu (4/2).
Lantaran inisiatif Dedi, dinilainya perlu diterapkan juga oleh sekolah se-kabupaten/kota di Jawa Barat. Purwakarta, ujar Agus, lebih maju tentang pemikiran membangun peradaban budaya Sunda. Sehingga ia menganggap langkah sang bupati bisa mengubah tatanan kehidupan pada kultur Sunda di tengah cara pikir masyarakat yang memasuki abad modern.
"Ini harus diawali dari lingkungan sekolah. Anak-anak kita jangan sampai meninggalkan budaya leluhurnya, minimal dia tahu tokoh Sunda, bukan Superman atau Doraemon," tambah Agus.
Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat H. Y. Untung menilai, langkah Dedi sebaiknya bukan hanya simbolisasi saja. Menurutnya, Purwakarta memberikan langkah nyata dengan membuat peradaban baru di sekolah. yaitu, menyiapkan satu ruang kelas satu toilet di seluruh sekolah di Purwakarta.
"Ini langkah nyata bentuk peradaban yang dibangun. Kan biasanya sekolah itu hanya memiliki satu toilet untuk digunakan seluruh siswanya. Ini setiap ruang kelas," beber Untung.
Menanggapi hal itu, Bupati Dedi berharap Pemprov Jawa Barat yang akan mengambil alih kewenangan satuan pendidikan setingkat SMA dan SMK agar bisa menjalankan kebijakan sebelumnya yang dijalankan olehnya.
“Termasuk nama sekolah yang menggunakan tokoh Sunda. Tapi, yang terpenting adalah menggratiskan biaya sekolah tingkat SMA/SMK negeri yang sudah dijalankan selama ini," terangnya.
Tak hanya pergantian nama sekolah dan program satu ruang kelas satu toilet, sebenarnya menurut Dedi, sekolah di Purwakarta terus membangun peradaban melalui program Tujuh Hari Pendidikan Istimewa dan program Pelajar Purwakarta Tangguh dengan pemberian makanan daging, telur, dan susu setiap bulannya kepada siswa SD.
Pemkab Purwakarta resmi memulai penggunaan nama tokoh Sunda untuk mengganti nama 618 sekolah mulai SD hingga SMA Negeri. Agar bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah tokoh Sunda yang digunakan nama sekolah, pemkab menggandeng tim sejarawan Sunda dari Fakultas Seni Budaya Universitas Padjadjaran yang diketuai Profesor Nina Herlina Lubis.