REPUBLIKA.CO.ID, Sekolah diharapkan bukan menjadi satu-satunya fokus dalam menjalankan program wajib belajar 12 tahun. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan guru Seluruh Indonesi (PG-PGSI), Suparman bependapat wajib belajar 12 bisa diterapkan dengan mengikuti paket A,B,C. 

Sehingga, salah satu cara yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau melalui pendidikan keluarga. Misalnya, dengan homeschooling, yang tidak hanya bisa dilakukan oleh keluarga yang mampu. 

Tapi, sebenarnya keluarga yang berada di daerah pun bisa melakukan homeschooling. Orang dapat mengajari anak-anak mereka berhitung, membaca dan mengajari teori ekonomi dasar dalam proses perdagangan. Tidak hanya mengerti jual beli, tetapi keuntungan dan kerugian. 

Justru, menurutnya, jangan hanya 12 tahun tetapi, hak untuk mendapatkan pendidikan tinggi. Dan, wajib pendidikan 12 tahun ini memang harus dilakukan dengan segera. "Kalau tidak saat ini, kita akan terlambat dan jangan hanya fokus dengan formal-formal." 

Oleh karenanya, Kemendikbud harus adil dan memberikan fasilitas kepada PKBM yang ada. Bahkan, lebih baik diberdayakan saja dengan merangkul pemuda-pemuda setempat yang sudah berpengalaman. 

"Sehingga, mereka bisa menjadi sumber belajar bagi anak-anak petani dan di daerah itu. Tentunya, hal itu akan membantu pemerataan di daerah," lanjutnya. 

Jadi, yang dibutuh saat ini adalah meratakan pendidikan di kota maupun di daerah. Dan, langkah itu dapat dilakukan dengan memberdayakan PKBM dan memfasilitasinya.  

Ikuti Whatsapp Channel Republika